Show simple item record

dc.contributor.advisorRatna, Endang Sri
dc.contributor.advisorDadang
dc.contributor.advisorSobir
dc.contributor.authorIndarwatmi, Murni
dc.date.accessioned2018-04-18T08:14:46Z
dc.date.available2018-04-18T08:14:46Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91596
dc.description.abstractBuah manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan Indonesia. Sayangnya, beberapa spesies kutu putih sering ditemukan pada buah manggis di antaranya adalah Exallomochlus hispidus (Morrison), Pseudococcus cryptus Hempel, Dysmicoccus lepelleyi Betrem, dan D. neobrevipes Beardsley. Kerugian ekonomi buah manggis disebabkan oleh infestasi kutu putih disertai sekresi embun madu yang dihasilkannya yang dapat menyebabkan penurunan nilai penampilan buah. Embun madu ini merupakan media tumbuh embun jelaga yang menyebabkan permukaan buah menjadi berwarna hitam. Teknik pengendalian kutu putih yang umum dilakukan adalah perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida. Saat ini, senyawa metil bromida dikurangi penggunaannya karena mengakibatkan kerusakan lapisan ozon. Perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi gamma dengan sumber cobalt [60Co] menjadi pilihan pengendalian yang dianggap lebih aman terhadap lingkungan. Konvensi Internasional Perlindungan Tanaman (The International Plant Protection Convention), telah mengizinkan penggunaan iradiasi pengion sebagai perlakuan fitosanitari komoditas ekspor, hal ini telah dilakukan di beberapa negara. Informasi mengenai hama kutu putih pada buah manggis dan perlakuan fitosanitari hama kutu putih dengan iradiasi gamma belum banyak dilaporkan di Indonesia, dengan demikian penelitian dilakukan bertujuan untuk (1) mengamati keanekaragaman, kelimpahan populasi, dan dominasi kutu putih pada buah manggis di tiga kabupaten sentra produksi manggis di Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi dan Purwakarta; (2) mempelajari biologi kutu putih E. hispidus pada buah manggis, sirsak, jambu biji dan kaboca; (3) menentukan dosis lethal minimum iradiasi gamma terhadap nimfa dan kutu putih dewasa dan mempelajari pengaruh dosis sublethal iradiasi gamma terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi kutu putih; (4) mempelajari implikasi iradiasi gamma terhadap kualitas buah manggis serta kisaran dosis minimum (D min) dan maksimum (D maks) iradiasi gamma terhadap keamanan kualitas manggis ekspor. Pengambilan contoh buah manggis dilakukan di tiga sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi dan Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pengamatan biologi dilakukan pada kutu kutu putih yang dipelihara pada buah manggis, kaboca, sirsak dan jambu biji. Parameter yang diamati adalah periode perkembangan nimfa dan reproduksi dan jumlah nimfa yang diproduksi. Uji efikasi iradiasi gamma terhadap mortalitas nimfa instar 1, 2, 3 dan dewasa E. hispidus dilakukan pada dosis 75- 2000 Gy, sedangkan uji dosis subletal terhadap kelangsungan hidup E. hispidus pada dosis 50-400 Gy. Iradiasi dilakukan di Iradiator Irpasena PAIR BATAN Jakarta. Mortalitas kutu putih diamati sampai 15 hari, sedangkan kelangsungan hidupnya diamati hingga mati. v Iradiasi manggis dilakukan pada buah manggis pada index kematangan 2, 3, dan 4. Susut bobot, kekerasan, warna kulit buah dan kelopak buah manggis diamati. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan vitamin C yang terkandung di dalam daging buah dianalisis. Pengukuran dosis radiasi (dosimetri) dilakukan terhadap manggis dalam kemasan kardus berukuran 1 kg dan 10 kg. Pengukuran radiasi dilakukan terhadap dosis minimum (D min), maksimum (D maks) dan faktor keseragaman dosis. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman kutu putih pada buah manggis ditemukan berturut turut tertinggi di wilayah Bogor (8 spesies), Purwakarta (7 spesies) dan terendah di Sukabumi (6 spesies). Spesies kutu putih yang dominan ditemukan adalah E. hispidus dan P. cryptus di Bogor, D. lepelleyi dan E. hispidus di Purwakarta, dan D. lepelleyi, P. minor, dan P. cryptus di Sukabumi. Kelimpahan populasi kutu putih tertinggi ditemukan di Purwakarta (15.08 ekor/15 buah), diikuti Bogor (12.03 ekor/15 buah), dan terendah di Sukabumi Purwakarta (5.30 ekor/15 buah). Data biomorfologi E. hispidus menunjukkan bahwa ukuran tubuh, periode perkembangan, dan kemampuan reproduksi E. hispidus dipengaruhi oleh spesies buah inang. Lama perkembangan dan produksi nimfa paling rendah pada manggis dan paling tinggi pada kaboca. Tingginya kandungan nitrogen pada buah diduga berpengaruh dalam mempercepat periode perkembangan, meningkatkan ukuran tubuh dan produksi nimfa E. hispidus. Perlakuan iradiasi gamma mempengaruhi potensi biologi, menurunkan kemampuan reproduksi dan fertilitas E. hispidus. Individu dewasa yang bertahan hidup setelah perlakuan iradiasi pada dosis 50, 100, 200, dan 400 Gy berturutturut 88.33%, 81.67%, 41.67%, dan 40.00%. Keperidian E. hispidus setelah diradiasi gamma berturut-turut adalah 136.67, 106.51, 69.62, 31.36, 23.50 ekor/induk. Dosis subletal iradiasi gamma mampu menghambat pertumbuhan dan menurunkan kemampuan reproduksi E. hispidus dan memicu infertilitas telur. Iradiasi gamma pada dosis 250 Gy tidak mempengaruhi kualitas buah manggis, dinyatakan dengan stabilnya nilai susut bobot, kekerasan, padatan terlarut total dan asam tertitrasi setelah 15 hari perlakuan. Dosis 750 dan 1000 Gy iradiasi gamma mempertahankan warna merah permukaan kulit buah manggis, namun menurunkan kandungan vitamin C daging buah manggis pada indeks kematangan 4 hingga 5.53-6.04 mg/100 g. Hasil dosimetri terhadap buah manggis dalam kemasan ukuran 1 kg dan 10 kg dinyatakan homogen dengan nilai rasio keseragaman < 1.5.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEntomologyid
dc.subject.ddcHemipteraid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKeefektifan Iradiasi Gamma [60Co] untuk Perlakuan Fitosanitari Hama Kutu putih Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddosisid
dc.subject.keywordfitosanitariid
dc.subject.keywordhama karantinaid
dc.subject.keywordkualitas buahid
dc.subject.keywordreproduksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record