Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Djuara P
dc.contributor.advisorSarma, Ma'mun
dc.contributor.authorReza, Muhammad
dc.date.accessioned2018-04-18T08:04:32Z
dc.date.available2018-04-18T08:04:32Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91568
dc.description.abstractWisata kuliner halal merupakan program percepatan pembangunan yang dikembangkan di Indonesia. Sektor industri halal yang paling pesat perkembangannya di Indonesia berasal dari sektor kuliner. Permintaan akomodasi makanan dan minuman di sektor wisata kuliner halal menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan di sektor wisata kuliner ternyata tidak sejalan dengan standarisasi produk yang dimiliki. Standarisasi halal merupakan standar yang pertumbuhannya paling lambat. Kesadaran pelaku usaha kuliner untuk melakukan sertifikasi halal masih rendah, selain itu tahapan dan birokrasi yang harus ditempuh untuk memperoleh sertifikasi halal terkesan lama dan mahal. Sertifikasi halal erat kaitannya dengan proses komunikasi, hal ini disebabkan karena proses penyampaian informasi yang tidak seimbang antar stakeholder mengenai sertifikasi halal. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pelaku usaha, menganalisis hubungan karakteristik dan dukungan kelembagaan terhadap proses komunikasi, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi terhadap pelaku usaha wisata kuliner dalam pengajuan sertifikasi halal. Penelitian didesain menggunakan penelitian survei eksplanatif (analitik) dengan menggunakan metode campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di dua kecamatan Banda Aceh yaitu kecamatan Ulee Kareng dan Baiturahman sejak bulan Mei-Juli 2017. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan sampel sebanyak 77 orang. Data dianalisis menggunakan metode PLS-SEM. Selanjutnya untuk mendukung data kuantitatif, dilakukan analisis data secara kualitatif melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan kesadaran pelaku usaha kuliner untuk bersedia melakukan sertifikasi halal di Kota Banda Aceh masih rendah. Karakteristik pelaku usaha kuliner di kota Banda Aceh merupakan pelaku usaha muda yang sedang merintis bisnis (startup) berkualifikasi pendidikan tinggi, hasil analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa proses sertifikasi halal masih menjadi agenda pemerintah, hal ini terlihat dari faktor dukungan kelembagaan hisbah (Pemerintah, BPOM, MPU) dengan t-hitung sebesar 11.986 berpengaruh nyata terhadap seluruh proses komunikasi, tetapi faktor karakteristik individu memiliki t-hitung 0.648 tidak memiliki pengaruh terhadap proses komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses komunikasi oleh lembaga hisbah masih dominan. Proses komunikasi dengan t-hitung sebesar 17.537 memiliki pengaruh terhadap perilaku tentang sertifikasi halal, artinya para pelaku usaha bersedia untuk menerapkan sertifikasi halal pada kegiatan bisnisnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCommunicationid
dc.subject.ddcCommunication processid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBanda Acehid
dc.titleProses Komunikasi dalam Memperoleh Sertifikasi Halal pada Usaha Wisata Kuliner di Kota Banda Acehid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPartial least squareid
dc.subject.keywordproses komunikasiid
dc.subject.keywordsertifikasi halalid
dc.subject.keywordwisata kulinerid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record