Show simple item record

dc.contributor.advisorRiani, Etty
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorZahroh, Amalia
dc.date.accessioned2018-04-18T07:57:39Z
dc.date.available2018-04-18T07:57:39Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91546
dc.description.abstractBahan pencemar yang masuk ke dalam perairan laut berasal dari industri dan domestik melalui aliran sungai, kemudian mengalir ke dalam lingkungan laut melalui pengadukan atau turbulensi dan arus laut. Pada wilayah-wilayah laut yang luas dan terbuka, bahan pencemar ini akan terurai dan terbuang ke perairan laut yang lebih luas sehingga dapat meminimalkan konsentrasi akumulasinya dalam suatu badan perairan. Logam berat yang terdapat di air sedikit demi sedikit akan meningkat seiring meningkatnya aktivitas manusia. Logam berat tersebut akan terserap dan dalam jangka waktu tertentu akan terakumulasi di sedimen dan tubuh kerang hijau, karena kerang hijau merupakan organisme yang hidupnya menetap di dasar perairan dan merupakan filter feeder. Kerang hijau merupakan komoditas unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Cirebon. Kegiatan budidaya kerang hijau di kabupaten ini dilakukan baik sebagai kegiatan utama ataupun kegiatan sampingan. Kegiatan sampingan artinya aktivitas budidaya ini dilakukan oleh para nelayan saat aktivitas penangkapan ikan tidak dilakukan. Dengan potensi lahan yang dimiliki, menjadikan aktivitas budidaya kerang hijau cukup berkembang di kabupaten ini. Dukungan pasar juga terbuka luas, yang umumnya dipasarkan ke wilayah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis status pencemaran pada Perairan Mundu dan Suranenggala; (2) menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cd pada air, sedimen, dan daging kerang hijau; (3) merumuskan alternatif strategi dalam pengelolaan kualitas perairan untuk meningkatkan produktivitas kerang hijau di Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, pengukuran langsung di lapangan dan di laboratorium terhadap parameter fisik-kimia air, kandungan logam berat pada air, sedimen dan kerang hijau. Data sekunder diperoleh dengan pencarian pustaka ke instansi terkait dan literatur terutama hasil-hasil penelitian dengan kasus yang serupa. Analisis status pencemaran menggunakan metode STORET sesuai Kepmen-LH No. 115 Tahun 2003. Analisis konsentrasi logam berat pada air menggunakan baku mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004. Analisis konsentrasi logam berat pada sedimen menggunakan baku mutu CCME Tahun 2001. Analisis logam berat pada daging kerang hijau menggunakan baku mutu dari BPOM Tahun 2009. Untuk menentukan strategi alternatif pengelolaan kualitas perairan menggunakan metode SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, status pencemaran di Perairan Mundu tergolong tercemar sedang dengan skor -30, sedangkan untuk Perairan Suranenggala tergolong tercemar berat dengan skor -52. Berdasarkan data BLHD, TSS dan salinitas pada tahun 2015 dan 2016 pada Perairan Mundu dan Suranenggala telah melampaui baku mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004. Suhu berdasarkan data BLHD tahun 2016 pada Perairan Mundu sudah melampaui baku mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004 dengan nilai 32,4oC pada stasiun M1 dan 32oC pada stasiun M2, namun logam berat Pb dan Cd pada air masih dibawah baku mutu. Pb pada sedimen di Perairan Suranenggala melebihi baku mutu CCME Tahun 2001, sedangkan untuk Cd pada sedimen baik di Perairan Mundu ii ataupun Perairan Suranenggala telah melampaui baku mutu CCME Tahun 2001. Kandungan logam berat Pb dan Cd pada daging kerang hijau belum melampaui baku mutu yang ditetapkan BPOM Tahun 2009 yaitu 1,5 mg/kg untuk Pb dan 1,0 mg/kg untuk Cd. Analisis SWOT untuk pengelolaan kualitas Perairan Kabupaten Cirebon menghasilkan enam strategi Prioritas strategi W-O yaitu; penanggulangan atau pengendalian pencemaran perairan untuk budidaya kerang hijau. Strategi S-O menghasilkan dua strategi, yaitu; (1) meningkatkan hasil budidaya perikanan khususnya kerang hijau untuk memenuhi permintaan pasar internasional, dan (2) memperbaiki sarana dan prasarana guna meningkatkan hasil budidaya kerang hijau. Strategi W-T menghasilkan satu strategi yaitu mengikut sertakan masyarakat dalam menjaga kualitas perairan. Strategi S-T menghasilkan dua strategi, yaitu; (1) meningkatkan kerjasama LSM dan Stakeholder dalam menanggulangi sumber pencemar perairan, dan (2) peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kualitas perairan untuk meningkatkan produktivitas perikanan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental scienceid
dc.subject.ddcWater pollutionid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcCirebon-JABARid
dc.titleKandungan Logam Berat (Pb dan Cd) pada Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Kebupaten Cirebonid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkualitas airid
dc.subject.keywordstatus pencemaranid
dc.subject.keywordSWOTid
dc.subject.keywordSTORETid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record