dc.description.abstract | Bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan laut berasal dari industri
dan domestik melalui aliran sungai, kemudian mengalir ke dalam lingkungan laut
melalui pengadukan atau turbulensi dan arus laut. Pada wilayah-wilayah laut yang
luas dan terbuka, bahan pencemar ini akan terurai dan terbuang ke perairan laut
yang lebih luas sehingga dapat meminimalkan konsentrasi akumulasinya dalam
suatu badan perairan. Logam berat yang terdapat di air sedikit demi sedikit akan
meningkat seiring meningkatnya aktivitas manusia. Logam berat tersebut akan
terserap dan dalam jangka waktu tertentu akan terakumulasi di sedimen dan tubuh
kerang hijau, karena kerang hijau merupakan organisme yang hidupnya menetap
di dasar perairan dan merupakan filter feeder. Kerang hijau merupakan komoditas
unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Cirebon. Kegiatan budidaya kerang
hijau di kabupaten ini dilakukan baik sebagai kegiatan utama ataupun kegiatan
sampingan. Kegiatan sampingan artinya aktivitas budidaya ini dilakukan oleh para
nelayan saat aktivitas penangkapan ikan tidak dilakukan. Dengan potensi lahan
yang dimiliki, menjadikan aktivitas budidaya kerang hijau cukup berkembang di
kabupaten ini. Dukungan pasar juga terbuka luas, yang umumnya dipasarkan ke
wilayah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis status
pencemaran pada Perairan Mundu dan Suranenggala; (2) menganalisis kandungan
logam berat Pb dan Cd pada air, sedimen, dan daging kerang hijau; (3)
merumuskan alternatif strategi dalam pengelolaan kualitas perairan untuk
meningkatkan produktivitas kerang hijau di Kabupaten Cirebon.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, pengukuran
langsung di lapangan dan di laboratorium terhadap parameter fisik-kimia air,
kandungan logam berat pada air, sedimen dan kerang hijau. Data sekunder
diperoleh dengan pencarian pustaka ke instansi terkait dan literatur terutama
hasil-hasil penelitian dengan kasus yang serupa. Analisis status pencemaran
menggunakan metode STORET sesuai Kepmen-LH No. 115 Tahun 2003.
Analisis konsentrasi logam berat pada air menggunakan baku mutu Kepmen-LH
No. 51 Tahun 2004. Analisis konsentrasi logam berat pada sedimen menggunakan
baku mutu CCME Tahun 2001. Analisis logam berat pada daging kerang hijau
menggunakan baku mutu dari BPOM Tahun 2009. Untuk menentukan strategi
alternatif pengelolaan kualitas perairan menggunakan metode SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian, status pencemaran di Perairan Mundu
tergolong tercemar sedang dengan skor -30, sedangkan untuk Perairan
Suranenggala tergolong tercemar berat dengan skor -52. Berdasarkan data BLHD,
TSS dan salinitas pada tahun 2015 dan 2016 pada Perairan Mundu dan
Suranenggala telah melampaui baku mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004. Suhu
berdasarkan data BLHD tahun 2016 pada Perairan Mundu sudah melampaui baku
mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004 dengan nilai 32,4oC pada stasiun M1 dan
32oC pada stasiun M2, namun logam berat Pb dan Cd pada air masih dibawah
baku mutu. Pb pada sedimen di Perairan Suranenggala melebihi baku mutu
CCME Tahun 2001, sedangkan untuk Cd pada sedimen baik di Perairan Mundu
ii
ataupun Perairan Suranenggala telah melampaui baku mutu CCME Tahun 2001.
Kandungan logam berat Pb dan Cd pada daging kerang hijau belum melampaui
baku mutu yang ditetapkan BPOM Tahun 2009 yaitu 1,5 mg/kg untuk Pb dan 1,0
mg/kg untuk Cd.
Analisis SWOT untuk pengelolaan kualitas Perairan Kabupaten Cirebon
menghasilkan enam strategi Prioritas strategi W-O yaitu; penanggulangan atau
pengendalian pencemaran perairan untuk budidaya kerang hijau. Strategi S-O
menghasilkan dua strategi, yaitu; (1) meningkatkan hasil budidaya perikanan
khususnya kerang hijau untuk memenuhi permintaan pasar internasional, dan (2)
memperbaiki sarana dan prasarana guna meningkatkan hasil budidaya kerang
hijau. Strategi W-T menghasilkan satu strategi yaitu mengikut sertakan
masyarakat dalam menjaga kualitas perairan. Strategi S-T menghasilkan dua
strategi, yaitu; (1) meningkatkan kerjasama LSM dan Stakeholder dalam
menanggulangi sumber pencemar perairan, dan (2) peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap kualitas perairan untuk meningkatkan produktivitas
perikanan. | id |