Show simple item record

dc.contributor.advisorBudiard, Tatag
dc.contributor.advisorEkasari, Julie
dc.contributor.authorFauji, Hilmi
dc.date.accessioned2018-04-18T06:25:37Z
dc.date.available2018-04-18T06:25:37Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91400
dc.description.abstractPendederan benih ikan lele secara intensif dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air akibat dari hasil sisa metabolisme terutama bahan nitrogen organik. Kualitas air yang menurun pada media pemeliharaan akan mengakibatkan terganggunya kinerja produksi. Penerapan teknologi bioflok fase pendederan benih ikan lele merupakan salah satu solusi alternatif untuk menghindari rusaknya media pemeliharaan dari pembuangan nutrisi tinggi dalam sistem produksi akuakultur. Teknologi bioflok mampu mengontrol tingkat nitrogen dengan mendorong pertumbuhan bakteri menggunakan sumber karbon eksternal (karbohidrat). Nitrogen yang diserap oleh bakteri dapat disintesis menjadi protein mikroba dan merupakan sumber pakan tambahan untuk ikan dalam bentuk agregat flok. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja produksi dan kualitas daya tahan tubuh terhadap stres dan penyakit benih ikan lele yang dipelihara seiring dengan peningkatan padat tebar pada teknologi bioflok. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu perlakuan media tanpa bioflok dengan kepadatan 4 ekor L-1 (Kontrol), media bioflok dengan kepadatan 4 ekor L-1 (BFT4), media bioflok dengan kepadatan 6 ekor L-1 (BFT6), dan media bioflok dengan kepadatan 8 ekor L-1 (BFT8). Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele Mutiara (Clarias gariepinus) dengan bobot awal 0,96±0,04 g ekor-1 dan panjang mutlak rata-rata 4,20±0,46 cm. Pemeliharaan ikan dilakukan dalam kolam terpal bulat berdiameter 1.7 m dengan ketinggian 0.7 m sebanyak 12 unit. Kolam diisi air dengan volume 1020 L dan dilakukan sterilisasi dengan larutan klorin berdosis 15 mg L-1. Persiapan media bioflok dilakukan dengan pemberian sumber nitrogen dari NH4Cl sebanyak 2 g m-3, bakteri heterotof jenis Bacillus subtillis dan Bacillus licheniformis sebanyak 2g m-3, dan sumber karbon yaitu tapioka sebanyak 14.8 gram. Persiapan media bioflok dilakukan selama tujuh hari sampai terbentuk flok. Pada perlakuan kontrol dilakukan pergantian air sebanyak 30% dari volume total setiap dua hari sekali. Pemeliharaan benih ikan lele dilakukan selama 20 hari dan pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 40.23% dengan tingkat pemberian pakan10% biomassa pada hari ke 1-10 dan 7% biomassa pada hari ke 11-20 hari. Parameter kinerja produksi meliputi kelangsungan hidup (%), jumlah produksi (ekor), biomassa total (kg), rasio konversi pakan, laju pertumbuhan harian (%), retensi protein (%), panjang mutlak rata-rata (cm), dan koefisiensi keragaman (%). Parameter respons imun meliputi uji stres dan uji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila. Pada uji tantang dilakukan pengukuran parameter darah, baik sebelum dan sesudah diuji. Parameter darah meliputi hemoglobin (g%), hematokrit (%), sel darah merah (106sel/mm3), sel darah putih (104sel/mm3), dan aktivitas fagositik (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja produksi dan daya tahan tubuh benih ikan lele yang dipelihara pada media bioflok lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa bioflok. Perlakuan BFT 4 memiliki nilai kelangsungan hidup yang tinggi yaitu 96.67% dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Produksi yang dihasilkan penelitian yang paling banyak adalah perlakuan BFT 8 yaitu 6.593 ekor. Nilai rasio konversi pakan pada perlakuan BFT6 dan BFT8 tidak berbeda nyata yaitu masing-masing 0.73 dan 0.72. Laju pertumbuhan harian benih ikan lele pada perlakuan BFT6 memiliki nilai tertinggi yaitu 7.07% dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai retensi protein tertinggi pada perlakuan BFT6 yaitu 39.95%. Panjang mutlak rata-rata pada perlakuan BFT4 memiliki nilai yang lebih panjang yaitu 8.75cm. Koefisiensi keragaman panjang mutlak rata-rata ini tidak berbeda nyata, dengan nilai terendah pada perlakuan kontrol yaitu 15.02%. Benih ikan lele yang dipelihara pada media bioflok berdasarkan hasil uji stres dan uji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila menunjukkan nilai kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan benih yang dipelihara tanpa bioflok. Nilai kelangsungan hidup benih ikan lele pada perlakuan BFT8 memiliki nilai tertinggi yaitu 73%, sedangkan nilai kelangsungan hidup benih ikan lele pascauji tantang bakteri Aeromonas hydrophila selama tujuh hari pada perlakuan BFT6 dan BFT8 memiliki nilai yang sama yaitu 63%. Benih ikan lele sebelum dan sesudah uji tantang memiliki nilai parameter darah yang berbeda. Parameter darah pascauji tantang mengalami kenaikan yang siginifikan pada perlakuan bioflok dibandingkan dengan perlakuan tanpa bioflok. Nilai sel darah putih dan aktivitas fagositik yang meningkat pada benih yang dipelihara pada media bioflok menandakan adanya perlawanan infeksi bakteri tersebut. Analisis ekonomi pascapanen perlakuan BFT8 memiliki nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu dengan nilai keuntungan Rp.839.796,00/siklus, lama kembali modal investasi sebanyak 2 kali siklus budidaya atau selama 0.2 tahun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcCatfishid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKinerja Produksi Pendederan dan Daya Tahan Tubuh Benih Ikan Lele Clarias gariepinus pada Teknologi Bioflok dengan Kepadatan Berbedaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanalisis ekonomiid
dc.subject.keywordbioflokid
dc.subject.keywordikan leleid
dc.subject.keywordkepadatanid
dc.subject.keywordkinerja produksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record