Desain Pengelolaan Berkelanjutan Kawasan Pesisir untuk Budidaya Tiram Mutiara di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
View/ Open
Date
2017Author
Wardani, Enggar Yulia
Wardiatno, Yusli
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas perikanan dan kelautan yang
berpotensi memiliki nilai ekonomi tinggi. Peningkatan permintaan terhadap tiram mutiara
tidak diimbangi dengan keberadaan tiram mutiara di alam. Budidaya merupakan salah
satu usaha untuk memenuhi permintaan dan menjaga stok tiram mutiara di alam. Salah
satu wilayah Indonesia yang berpotensi untuk dilakukan budidaya tiram mutiara adalah di
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan
rekomendasi berupa desain pengelolaan berkelanjutan kawasan pesisir Kupang, Nusa
Tenggara Timur untuk pengembangan kegiatan budidaya tiram mutiara. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2015 hingga Maret 2017. Pengamatan dan
pengambilan contoh air dilakukan pada bulan Desember dan bulan Mei di perairan Selat
Semau, pesisir Kupang-Nusa Tenggara Timur. Penelitian lapang terkait data sosial,
ekonomi, teknologi dan kelembagaan dilakukan di Desa Bolok, Kupang, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian laboratorium di Laboratorium-laboratorium Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam menganalisis
data meliputi analisis kesesuaian, estimasi daya dukung, identifikasi karakteristik
masyarakat, identifikasi hubungan antar pemanfaatan terhadap kegiatan budidaya tiram
mutiara dan analisis keberlanjutan. Analisis kesesuaian dan estimasi daya dukung
menggunakan pendekatan spasial melalui GIS. Analisis keberlanjutan menggunakan
metode Multi Dimensional Scalling (MDS) melalui RAPFISH.
Analisis spasial menunjukkan bahwa pendugaan luas kesesuaian kawasan pesisir
Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk kegiatan budidaya tiram mutiara selama satu tahun
pada kategori sangat sesuai memiliki luas sebesar 0.36 km2, kategori sesuai memiliki luas
kawasan 42.84 km2 dan kategori tidak sesuai memiliki luas 82.64 km2. Pendugaan daya
dukung budidaya tiram mutiara menggunakan metode tali rentang selama satu tahun
untuk kategori sangat sesuai sebanyak 13 unit dan kategori sesuai sebanyak 659 unit.
Tingkat pendidikan pekerja budidaya mayoritas lulusan SMK yakni sebesar 63.64%,
dengan usia produktif >25 tahun sebesar 60.61% dan jumlah tanggungan keluarga <5
sebanyak 57.58%. Budidaya tiram mutiara merupakan pekerjaan utama bagi pekerja
budidaya tiram mutiara di wilayah tersebut. Sebanyak 95% pekerja budidaya tiram
mutiara merupakan warga lokal.
Analisis hubungan antar pemanfaatan menunjukkan bahwa pemanfaatan
budidaya tiram mutiara dengan konflik tinggi terjadi pada pemanfaatan PLTU. Konflik
sedang terjadi dengan pemanfaatan perikanan tangkap. Konflik rendah terjadi dengan
pelabuhan penumpang dan alur kapal. Tidak ada konflik yang terjadi dengan budidaya
tiram mutiara dan pelabuhan perikanan. Analisis status keberlanjutan pada budidaya tiram
mutiara di Kupang, Nusa Tenggara Timur berdasarkan dimensi ekologi, sosial, ekonomi,
teknologi dan kelembagaan. Status keberlanjutan dimensi ekologi adalah cukup
berkelanjutan dengan persentase 56.26%. Status keberlanjutan dimensi ekonomi adalah
cukup berkelanjutan dengan persentase 53.23%. Status keberlanjutan dimensi sosial
adalah berkelanjutan dengan persentase 81.17%. Status keberlanjutan dimensi teknologi
adalah berkelanjutan dengan persentase 81.59%. Status keberlanjutan dimensi
kelembagaan adalah kurang berkelanjutan dengan persentase 36.89%. Rekomendasi dari
hasil analisis yaitu dibutuhkan perbaikan atribut pada dimensi ekologi dan ekonomi untuk
meningkatkan keberlanjutan dimensi-dimensi tersebut. Dibutuhkan juga perbaikan dan
sinkronisasi peraturan setempat serta partisipasi aktif seluruh stakeholder untuk dapat
mengharmonisasikan pemanfaatan terpadu di wilayah tersebut.
Collections
- MT - Fisheries [3011]