Show simple item record

dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorFitria, Deasy
dc.date.accessioned2018-04-18T05:00:41Z
dc.date.available2018-04-18T05:00:41Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91302
dc.description.abstractUpaya penting dalam tindakan mitigasi iklim guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan peningkatan kesejahteraan masyarakat salah satu kebijakan pemerintah, yaitu pengelolaan HKm (Hutan Kemasyarakatan). Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi ekonomi karbon terhadap pendapatan rumahtangga yang bersumber dari kegiatan karbon inisiatif oleh masyarakat di HKm di Desa Ngeposari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengusulkan pola/model kelembagaan yang mendukung implementasi pengembangan karbon inisiatif oleh masyarakat di kawasan HKm di Desa Ngeposari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengamatan dan analisis dokumen untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Analisis deskriptif dan teknik skoring digunakan untuk mengetahui struktur nafkah rumahtangga petani dan tambahan insentif dari ekonomi karbon dengan beberapa asumsi. Asumsi pertama dihitung berdasarkan pembagian rata untuk semua 254 KK. Asumsi kedua yaitu pembagian hasil penjualan menurut kesepakatan koperasi, dengan semua pihak terkait yang dapat memanfaatkan hasil penjualan karbon(benefit sharing). Asumsi ketiga pembagian hasil penjualan karbon seratus persen dibagi berdasarkan luas andil lahan HKm yang dimiliki oleh rumah tangga petani. Skenario ini tidak mengikuti skema bagi hasil kelompok Sedyo Makmur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan HKm menghasilkan sumbangan ekonomi karbon terhadap pendapatan dan bisa menjadi alternatif sumber nafkah bagi rumahtangga petani, tidak hanya dari sisi ekonomi, dari sisi ekologi sebagai upaya mitigasi iklim yang berdampak kepada pemanasan global. Dari sisi ekonomi dalam bentuk rupiah, penebangan tanaman jati yang sudah direncanakan oleh kelompok tani dalam RKT Sedyo Makmur memang lebih menguntungkan, dilihat dari besaran nominalnya. Namun dari sisi ekologi (seperti jasa pengaturan iklim (penyimpan karbon), hidrologis, keindahan pemandangan dan ekowisata serta manfaat ekstraksi hutan non kayu), total nilai ekonomi ‘dengan penebangan’ akan lebih rendah kurang lebih sebesar Rp 650.426.000,- jika dibandingkan dengan ‘tanpa penebangan’. Kelembagaan terkait, seperti Kelompok tani Sedyo Makmur, Dinas Kehutanan Gunungkidul, lembaga non goverment atau LSM dan, perusahaan atau korporasi, diharapkan siap melaksanakan perdagangan karbon termasuk di dalamnya. Skema yang diusulkan dalam kelembagaan ini adalah skema bisnis kepada komunitas, dimana Kelompok Tani Sedyo Makmur secara langsung dapat menjual karbon yang berada di areal HKm kepada pihak penghasil emisi atau pembeli karbon. Seperti yang sudah diterapkan oleh perusahaan swasta yang membayarkan insentif karbon untuk Gunung Walat karena tetap dijaga kelestariannya. Dengan keberhasilan Gunung Walat, skema ini bisa diadaptasi dan diimplementasikan di Desa Ngeposari Daerah Gunungkidul yang sudah menjaga kelestarian HKm.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titlePeran Hutan Kemasyarakatan Terhadap Mitigasi Iklim dan Nafkah Rumah Tangga Petani di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHutan Kemasyarakatanid
dc.subject.keywordmitigasi iklimid
dc.subject.keywordkelembagaanid
dc.subject.keywordstruktur nafkahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record