Penambahan Zeolit dan Karbon Aktif dalam Transportasi Benih Ikan Gabus (Channa striata) dengan Kepadatan Berbeda
View/ Open
Date
2017Author
Lopulisa, Christy
E Supriyono
D Djokosetiyanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan gabus menjadi komoditas budidaya ekonomis karena selain sebagai
ikan konsumsi, daging ikan gabus juga berkhasiat untuk mempercepat proses
penyembuhan pasca operasi. Kegiatan pembesaran ikan gabus mulai banyak
dilakukan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Benih yang digunakan
umumnya didatangkan dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera
yang merupakan daerah penghasil utama ikan gabus. Perbedaan jarak antara
lokasi penghasil benih dengan lokasi pembesaran menyebabkan perlu dilakukan
transportasi benih ikan gabus.
Salah satu upaya untuk mengefisiensikan biaya transportasi adalah dengan
menambah kepadatan ikan dalam media transportasi. Kepadatan ikan yang tinggi
dalam media transportasi tertutup menjadi masalah karena kebutuhan oksigen (O2)
semakin meningkat sehingga mempercepat terjadinya penurunan fisika kimia air.
Buruknya penanganan saat transportasi juga menyebabkan ikan mengalami stres.
Ketika ikan tidak mampu beradaptasi dan mengatasi stres maka dapat
menyebabkan terjadinya kematian. Stres saat transportasi dapat diatasi dengan
cara peningkatan teknologi transportasi yaitu dengan penambahan zeolit dan
karbon aktif. Zeolit dapat digunakan sebagai penyerap amoniak yang sangat
efektif, sedangkan karbon aktif merupakan absorben yang memiliki daya serap
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kepadatan optimal pada media
transportasi benih ikan gabus dengan penambahan zeolit dan karbon aktif.
Penelitian ini terdiri atas dua tahap kegiatan, yaitu tahap satu adalah transportasi
selama 24 jam dan tahap dua adalah pemeliharaan pascatransportasi selama 28
hari.
Penelitian tahap satu bertujuan untuk mencari kepadatan optimal pada
media transportasi benih ikan gabus kepadatan berbeda yaitu 50, 75 dan 100 ekor
L-1 dengan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g. Transportasi benih ikan
gabus dilakukan dengan 4 perlakuan, yaitu perlakuan kontrol tanpa zeolit dan
karbon aktif (kepadatan 50 ekor L-1) dan perlakuan penambahan zeolit 20 g dan
karbon aktif 10 g (kepadatan 50, 75 dan 100 ekor L-1). Selama transportasi benih
ikan gabus, diamati perubahan fisika kimia air yang terdiri dari suhu, pH, oksigen
terlarut, karbon dioksida, amonia dan kinerja pertumbuhan berupa tingkat
kelangsungan hidup (TKH). Hasil penelitian menunjukkan tingginya kandungan
NH3 dan CO2 dalam media transportasi pada perlakuan kontrol, sehingga
berdampak terhadap tingginya mortalitas benih ikan gabus pada saat transportasi.
Konsentrasi CO2 yang tinggi menyebabkan stres dan mengurangi toleransi ikan
terhadap rendahnya kandungan DO. Selain itu juga konsentrasi CO2 dan NH3
yang tinggi menyebabkan laju ventilasi insang meningkat sehingga mengurangi
ekskresi CO2 dan NH3 di insang. Kondisi tersebut memicu terjadinya kematian
ikan saat transportasi. Perlakuan kepadatan 75 ekor L-1 dengan penambahan zeolit
20 g L-1 dan karbon aktif 10 g L-1 menyebabkan kondisi fisika kimia air tetap baik
sehingga menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi yaitu
sebesar 98,33±1,53% dibandingkan dengan perlakuan tanpa zeolit dan karbon
aktif yang hanya sebesar 85,33±1,53%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,
penambahan zeolit dan karbon aktif pada benih ikan gabus dalam tranportasi
sistem tertutup, efektif dan berperan penting dalam menjaga fisika kimia air media
serta meminimalisir kematian benih ikan gabus akibat stres.
Penelitian tahap dua bertujuan untuk mencari kepadatan optimal
pascatransportasi dengan mengamati tingkat kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan dan menganalisis tingkat stres (glukosa darah dan gambaran darah).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan harian dan tingkat stres pemeliharaan pascatransportasi berbeda
nyata pada semua perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup pemeliharaan tertinggi
pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan
50 ekor yaitu sebesar 89,67±1,53% dan laju pertumbuhan harian tertinggi pada
perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g (kepadatan 75 ekor)
sebesar 1,87±0,02% sedangkan untuk tingkat stres kadar glukosa darah terendah
pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan
50 ekor yaitu sebesar 40,88±0,61 mg dL-1, kadar eritrosit terendah pada perlakuan
penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu
sebesar 0,85x106±0,78 sel mm-3, kadar leukosit terendah pada perlakuan
penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu
sebesar 4,35x105±0,06 sel mm-3 dan kadar hemoglobin terendah pada perlakuan
penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu
sebesar 3,40±0,20 g%. Adanya penambahan zeolit dan karbon aktif pada saat
transportasi, menyebabkan parameter fisika kimia air selama transportasi dapat
dipertahankan mendekati kondisi optimal sehingga menekan tingkat stres pada
benih ikan gabus. Rendahnya tingkat stres pada benih ikan menghasilkan
tingginya kelangsungan hidup pada saat pemeliharaan pascatransportasi.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kepadatan 75 ekor L-1 dengan
penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dapat digunakan untuk transportasi
benih ikan gabus yang menghasilkan kelangsungan hidup tertinggi selama
transportasi dan pemeliharaan pascatransportasi.
Collections
- MT - Fisheries [2536]