Show simple item record

dc.contributor.advisorYani, Mohamad
dc.contributor.advisorWiloso, Edi Iswanto
dc.contributor.authorNugraha, Ahmad Zaky
dc.date.accessioned2018-04-18T04:57:08Z
dc.date.available2018-04-18T04:57:08Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91284
dc.description.abstractProduksi semen adalah proses produksi yang membutuhkan energi termal yang besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Tingginya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan industri semen membuat pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 12 Tahun 2012 yang mewajibkan industri semen untuk menurunkan emisi gas rumah kacanya sebesar 3% dari tahun 2016 hingga tahun 2020. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca di industri semen adalah dengan coprocessing atau penggunaan bahan bakar dan material alternatif pada industri semen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis input, output dan dampak pemanasan global yang disebabkan gas-gas rumah kaca pada produksi semen yang menggunakan energi batubara 100% dan yang menggunakan batubara dengan subtitusi bahan bakar alternatif serta menganalisis penurunan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas co-processing. Metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi karena penggunaan bahan bakar alternatif pada aktivitas co-processing adalah life cycle assessment (LCA) serta pendekatan sistem untuk menghitung penurunan emisi gas rumah kaca. Pada penelitian ini diamati 4 kasus penggunaan bahan bakar dengan 2 kasus menggunakan batubara 100% sebagai kontrol dan 2 kasus menggunakan batubara yang telah disubtitusi bahan bakar alternatif. Hasil dari analisis LCA akan digunakan sebagai bahan untuk perhitungan penurunan emisi gas rumah kaca pada pendekatan sistem yang dilakukan di Plant 8. Berdasarkan hasil LCA, pada rataan kelompok kasus yang menggunakan batubara 100% membutuhkan energi sebesar 124.86 kWh/ton-semen, 3.34 GJ/tonsemen, 2.13 L-solar/ton-semen dengan dampak pemanasan global sebesar 0.73 ton- CO2-eq/ton-semen sedangkan pada kasus yang telah disubtitusi bahan bakar alternatifmembutuhkan energi sebesar 113.44 kWh/ton-semen, 3.11 GJ/ton-semen, 1.68 L-solar/ton-semen dengan dampak pemanasan global sebesar 0.78 ton-CO2- eq/ton-semen. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dampak pemanasan global dari kelompok kasus yang disubstitusi bahan bakar alternatif lebih tinggi daripada kelompok kasus yang menggunakan 100% batubara. Hal ini dikarenakan sejumlah bahan bakar aternatif memiliki faktor emisi CO2 yang lebih tinggi dibanding batubara. Selain faktor emisi CO2 yang berbeda, pada penggunaan bahan bakar alternatif membutuhkan jumlah bahan bakar alternatif yang lebih banyak dibandingkan batubara untuk menghasilkan energi panas yang sama pada proses pembakaran sehingga emisi CO2 yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Penurunan emisi gas rumah kaca karena penggunaan bahan bakar alternatif pada aktivitas co-processing dapat diakibatkan karena asumsi climate neutral dan proses penyediaan bahan bakar alternatif. Asumsi climate neutral dapat terjadi karena pembakaran biomasa dianggap tidak menghasilkan emisi CO2. Climate neutral dianggap tidak menghasilkan emisi CO2 karena emisi CO2 yang berasal dari biomassa dapat dikompensasikan dengan pertumbuhan tanaman. Asumsi climate neutral terdapat pada petunjuk teknis perhitungan dan pelaporan emisi CO2 yang dikeluarkan oleh Kementrian Perindustrian. Selain asumsi climate neutral, penurunan emisi gas rumah kaca juga terjadi karena perbedaan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada pengadaan batubara dan bahan bakar alternatif. Penyediaan bahan bakar alternatif mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan penyediaan batubara. Hal ini dikarenakan pada penyediaan bahan bakar alternatif memiliki proses yang lebih sedikit dan sederhana dibandingkan dengan penyediaan batubara. Berdasarkan kedua asumsi tersebut penurunan emisi gas rumah kaca di Plant 8 sebesar 74 529.73 ton-CO2-eq per tahunnya pada tahun 2013-2020. Berdasarkan baseline emisi spesifik tahun 2009, penurunan emisi spesifik di Plant 8 yang terjadi setiap tahunnya dari kedua asumsi tersebut di Plant 8 sebesar 4.02% dari tahun 2016-2020. Jika ditambahkan dengan upaya yang telah dilakukan perusahaan penurunan emisi spesifik yang terjadi di Plant 8 dapat menjadi 12.56% per tahun dari tahun 2013-2020. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat menjadi tambahan input dalam upaya perhitungan emisi spesifik perusahaan secara keseluruhan untuk memenuhi aturan pemerintah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental Sciencesid
dc.subject.ddcGlobal Warmingid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleLife Cycle Assesment (LCA) Produk Semen di PT. Indocement Tunggal Prakarsaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBahan bakar alternatifid
dc.subject.keywordgas rumah kacaid
dc.subject.keywordpenilaian daur hidupid
dc.subject.keywordpenurunan emisiid
dc.subject.keywordpotensi pemanasan globalid
dc.subject.keywordsemenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record