Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P
dc.contributor.advisorAgus, Syamsul B
dc.contributor.advisorYasuma, Hiroki
dc.contributor.authorRivai, Andi Alamsyah
dc.date.accessioned2018-04-18T04:47:39Z
dc.date.available2018-04-18T04:47:39Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91272
dc.description.abstractKepulauan Seribu memiliki sumberdaya perikanan yang tinggi. Daerah ini membutuhkan manajemen sumberdaya perikanan yang baik agar sumberdayanya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Untuk memperbaiki manajemen perikanan yang ada, dibutuhkan banyak informasi perikanan, dan salah satu informasinya adalah mengenai sebaran spasial dan temporal kegiatan penangkapan ikan, seperti pergerakan lokasi dan waktu penangkapan ikan. Data perikanan, data lokasi penangkapan, dan data oseanografi dapat diintegrasikan dengan pendekatan statistik yang dapat menghasilkan metode pendekatan yang lebih baik untuk meneliti pola penangkapan suatu kegiatan perikanan dan distribusi sumberdaya perikanan di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial dan temporal pada perikanan bagan perahu di Kepulauan Seribu dengan cara menganalisis indeks musim penangkapan ikan, mengidentifikasi hotspot daerah penangkapan ikan, memetakan daerah potensial penangkapan ikan, dan menganalisis karakteristik habitat ikan yang diteliti Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil tangkapan dan data lokasi penangkapan ikan serta data oseanografi (sea surface temperature dan konsentrasi klorofil-a) dari tahun 2013-2015 yang dikumpulkan dari Kepulauan Seribu. Pendekatan GIS-based hotspot model, time series analysis, dan generalized additive model digunakan untuk mendapat informasi spasial dan temporal perikanan bagan perahu di Kepulauan Seribu. Hasil dari analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa puncak musim penangkapan untuk tembang dan cumi-cumi terjadi pada musim barat, sedangkan teri dan selar dapat ditangkap dengan hasil yang baik di sepanjang tahun. Hotspot daerah penangkapan ikan dengan bagan perahu tidak terdistribusi secara merata di perairan Kepulauan Seribu. Pada umumnya, hotspot terkonsetrasi di sekitar perairan Pulau Lancang dan di bagian timur Pulau Tidung. Tembang dapat ditangkap dengan hasil yang tinggi pada musim barat di sekitar perairan Pulau Lancang. Cumi-cumi berdistribusi tinggi di sekitar Pulau Lancang pada Desember hingga Januari dan di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Rambut pada November. Teri dan selar memiliki daerah potensial penangkapan yang tersebar pada wilayah dan waktu yang lebih banyak di sekitar perairan Kepulauan Seribu jika dibandingkan dengan tembang dan cumi-cumi. Sebagai tambahan, sea surface temperature (SST) dan konsentrasi klorofil-a dapat memengaruhi catch per unit effort (CPUE) tembang dan cumi-cumi. Tembang dan cumi-cumi menyukai perairan hangat dengan rentang SST 28.5-29.3 oC dan perairan dengan prodiktivitas tinggi dengan nilai konsentrasi klorofil-a >0.8 mg/m3. Konsentrasi klorofil-a dan SST tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada CPUE teri dan selar. Hal tersebut disebabkan karena teri dan selar dapat ditangkap dengan hasil yang baik di sepanjang tahun di perairan Kepulauan Seribu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine Technologyid
dc.subject.ddcFishing seasonid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcKep.Seribu-Jakartaid
dc.titleAnalisis Spasio-Temporal Perikanan Bagan Perahu di Kepulauan Seribu, Jakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbagan perahuid
dc.subject.keyworddaerah penangkapan ikanid
dc.subject.keywordhotspotid
dc.subject.keywordhabitatid
dc.subject.keywordikan pelagis kecilid
dc.subject.keywordmusim penangkapan ikanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record