Identifikasi Berbagai Aksesi Sagu (Metroxylon spp.) di Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua
View/ Open
Date
2017Author
Ahmad, Fendri
Bintoro, Mochamad Hasjim
Supijatno
Metadata
Show full item recordAbstract
Sagu merupakan sumber karbohidrat yang kandungan karbohidratnya
paling tinggi dibandingkan tanaman pangan lainnya. Tanaman tersebut dapat
menghasilkan 200-400 kg pati kering per batang atau 20-40 ton pati kering ha-1
tahun-1. Lebih dari 50% populasi sagu dunia terdapat di Indonesia dan 90% dari
sagu di Indonesia terdapat di Pulau Papua. Papua merupakan center of origin dan
sekaligus center of diversity tanaman sagu, sehingga di Papua memiliki keragaman
morfologi dan genetik sagu yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi berbagai aksesi sagu di Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika,
Provinsi Papua. Terdapat 7 aksesi di Distrik tersebut, yaitu aksesi Mbupuri,
Monepikiri, Mbapare, Tuwae, Aute, Iyaremeta dan Bakaketemeta. Semua aksesi
tersebut merupakan aksesi yang berduri. Informasi jenis-jenis aksesi didapatkan
dari informant kunci yaitu penduduk yang memiliki kemampuan dalam mengetahui
aksesi sagu. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan pada
karakter morfologi, potensi produksi dan genetik (DNA). DNA dianalisis dengan
menggunakan penanda RAPD (Ramdomly Amplified Polymorphic DNA).
Berbagai aksesi sagu di Kampung Naena Muktipura Distrik Iwaka memiliki
karakter morfologi yang berbeda-beda, seperti batang (panjang, diameter, lingkar,
ketebalan kulit), daun (jumlah daun, jumlah anak daun, panjang dan lebar anak daun,
luas daun, panjang rachis dan panjang petiol), duri (kerapatan dan panjang duri) dan
warna (daun, petiol, rachis, empulur, kulit batang). Panjang rachis berkorelasi
positif dengan jumlah anak daun dan luas anak daun, sedangkan luas daun
berkorelasi positif dengan panjang rachis, jumlah anak daun, panjang dan lebar
anak daun. Berdasarkan produksi pati, hanya aksesi Mbupuri dan Monepikiri yang
produksi pati keringnya di atas 200 kg per batang dan Bakaketemeta mendekati 200
kg. Karakter morfologi terutama batang berpengaruh terhadap karakter produksi
karena pati terdapat dalam empulur di batang. Panjang batang berkorelasi positif
dengan produksi pati (r= 0.79). Hasil analisis kekerabatan berdasarkan karakter
morfologi memiliki nilai koefisien kemiripan hanya 45-77 %. Berdasarkan hasil
analisis RAPD ternyata berbagai aksesi sagu tersebut memiliki hubungan yang
cukup jauh (di bawah 80%).
Sebagian aksesi sagu tersebut merupakan aksesi unggul yang berpotensi
untuk lebih dikembangkan karena memiliki kandungan pati lebih dari 200 kg per
batang. Berbagai aksesi Sagu di Kampung Naena Muktipura, Distrik Iwaka,
Kabupaten Mimika memiliki kekerabatan genetik yang cukup jauh sehingga dapat
diusulkan sebagai varietas lokal.
Collections
- MT - Agriculture [3772]