Show simple item record

dc.contributor.advisorBuchori, Damayanti
dc.contributor.advisorPudjianto
dc.contributor.advisorManuwoto, Syafrida
dc.contributor.authorNurkomar, Ihsan
dc.date.accessioned2018-02-22T03:36:57Z
dc.date.available2018-02-22T03:36:57Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91084
dc.description.abstractDiaphania indica Saunders (Lepidoptera: Crambidae) merupakan salah satu hama pada beberapa tanaman dari famili cucurbitaceae. Apanteles taragamae Viereck (Hymenoptera: Braconidae) adalah parasitoid larva utama dari D. indica. Penelitian interaksi tritrofik antara tanaman mentimun, ulat D. indica, parasitoid A. taragamae telah dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Entomologi dan Zoologi Terapan, Universitas Tsukuba, Jepang mulai Maret 2014 – Januari 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik biologi parasitoid A. taragamae sebagai upaya untuk menilai efektifitas dan efisiensinya dalam mengendalikan populasi D. indica. Untuk itu, penelitian difokuskan pada empat aspek utama yaitu: (1) Interaksi ulat D. indica dan musuh alaminya di lapangan; (2) Perilaku pencarian inang parasitoid A. taragamae: Peran, identifikasi, dan ketertarikan parasitoid A. taragamae terhadap senyawa volatile tanaman mentimun; (3) Studi biologi dan karakteristik kebugaran parasitoid A. taragamae; dan (3) Studi alokasi keturunan dan nisbah kelamin pada A. taragamae. Penelitian awal menunjukan bahwa kepadatan populasi D. indica di Bogor masih rendah. Hama D. indica dapat dikategorikan sebagai hama minor pada tahun 2014 dan 2015 di Bogor selain karena populasi nya yang masih rendah, D. indica mengalami parasitime yang tinggi oleh A. taragamae sebagai faktor eksternal yang mengatur populasi D. indica di lapangan. Parasitoid lainnya, Ichneumon sp. dan Elasmus sp. menunjukan tingkat parasitisme yang lebih rendah. Tingginya tingkat parasitisme D. indica oleh A. taragamae mengindikasikan bahwa A. taragamae merupakan agen pengendali hayati yang potensial. Untuk itu, kunci aspek-aspek biologi dan ekologi dari A. taragamae perlu dipelajari, khususnya pada aspek perilaku pencarian inang. Imago jantan dan betina menunjukkan perilaku yang berbeda terhadap bau-bauan yang dikeluarkan tanaman sehat, tanaman dengan pelukaan makan, dan juga tanaman dengan pelukaan mekanis. Secara signifikan, parasitoid betina tertarik terhadap bau-bauan dari tanaman sehat daripada udara bersih, dan lebih tertarik terhadap bau-bauan dari tanaman dengan pelukaan makan daripada tanaman sehat. Sementara itu, tidak ada perbedaan ketertarikan terhadap bau-bauan yang dikeluarkan tanaman dengan pelukaan mekanis dan tanaman sehat. Berbeda dengan betina, parasitoid jantan lebih menyukai udara bersih dari pada bau-bauan tanaman sehat. Parasitoid betina juga menunjukkan respon yang sama terhadap ekstrak senyawa volatile dari tanaman sehat, tanaman dengan pelukaan makan, dan juga tanaman dengan pelukaan mekanis. Hasil analisis kimia senyawa volatile yang dikoleksi dengan headspace volatile collection method menunjukkan bahwa tanaman dengan pelukaan makan melepaskan (E,E)-α-farnesene sebagai senyawa utama dengan proporsi paling tinggi (73%). Ketika (E,E)-α-farnesene diujikan terhadap A. taragamae sebagai senyawa tunggal pada dosis 1.7 – 170 ng, A. vii taragamae hanya menunjukkan ketertarikan terhadap (E,E)-α-farnesene pada dosis 17 ng. Dengan demikian, interaksi tritrofik antara tanaman mentimun, ulat D. indica dan parasitoid A. taragamae sebagian dimediasi oleh (E,E)-α-farnesene. Faktor lain seperti fekunditas, sintasan pradewasa parasitoid, dan nisbah kelamin juga penting dalam sejarah hidup parasitoid. Hasil penelitian mengenai biologi A. taragamae menunjukan bahwa siklus hidup A. taragamae sejalan dengan siklus hidup inangnya D. indica, hal ini menunjukkan adanya interaksi dan hubungan yang dekat antara inang dan parasitoid. Ukuran tubuh A. taragamae merupakan indikator yang kuat untuk menentukan kebugarannya seperti fekunditas dan jumlah telur yang diletakan. Pada aspek preferensi inang, A. taragamae memiliki preferensi terhadap instar awal D. indica. A. taragamae juga memiliki tanggap fungsional yang baik terhadap kepadatan D. indica yang diberikan. Namun demikian, nisbah kelamin A. taragamae di laboratorium didominasi oleh nisbah kelamin bias jantan, dan belum diketahui penyebabnya. Nisbah kelamin merupakan faktor yang paling penting dalam populasi suatu parasitoid. Nisbah kelamin bias betina dapat memiliki pengaruh dalam menekan perkembangan populasi inang dan stabilitas interaksi inang dan parasitoid. Nisbah kelamin merupakan akumulasi alokasi keturunan dari masing-masing individu dalam populasi. Hasil penelitian lapang menunjukkan bahwa alokasi jenis kelamin pada A. taragamae terjadi secara acak. Tidak ada kecenderungan apakah betina akan meletakan telur-telur jantan atau betina di awal peletakan telur pada inangnya. Secara umum, rata-rata betina diduga sudah berkopulasi sebelum menyebar dari tempat kelahirannya. Sehingga, nisbah kelamin A. taragamae pada tingkat populasi mencapai kondisi nisbah kelamin optimum 1:1 antara jantan dan betina. Analisis hubungan antara brood size dan nisbah kelamin A. taragamae menunjukkan bahwa terdapat ambang batas inang yang dapat menentukan proporsi jantan/betina pada keturunan parasitoid yang dihasilkan. Hubungan antara brood size dan nisbah kelamin ini mungkin dipengaruhi oleh kualitas inang. Dengan kata lain, alokasi jenis kelamin pada A. taragamae mungkin dipengaruhi oleh faktor ekternal, yaitu kualitas inang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEntomologyid
dc.subject.ddcLepidopteraid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleInteraksi Tritrofik antara Tanaman Mentimun - Diaphania indica Saunders (Lepidoptera: Crambidae) – parasitoid Apanteles taragamae Viereck (Hymenoptera: Braconidae).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyword(E,E)-α-Farneseneid
dc.subject.keywordherbivore-induced plant volatilesid
dc.subject.keywordinteraksi serangga-tumbuhanid
dc.subject.keywordinteraksi inang-parasitoidid
dc.subject.keywordinteraksi tritrofikid
dc.subject.keywordkebugaranid
dc.subject.keywordnisbah kelaminid
dc.subject.keywordperilaku pencarian inangid
dc.subject.keywordsemiokimiaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record