dc.description.abstract | Pengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan yang sangat penting
yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota di Indonesia, karena sampah dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Oleh
karena itu, pemanfaatan sampah organik menjadi produk bernilai tinggi perlu
dilakukan melalui teknologi biokonversi.
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh jenis pakan larva BSF terhadap
pertumbuhan dan kandungan nutrisi larva; menganalisis kinerja biodekomposer
larva BSF, EM4 dan kotoran sapi yang mampu mendekomposisi sampah organik
paling baik; dan menguji dosis pada masing-masing biodekomposer untuk
mendapatkan dosis paling baik. Rancangan yang digunakan untuk menguji
pemanfaatan larva BSF pada pakan yang berbeda adalah rancangan RAK 1 faktor
dengan 3 taraf perlakuan yaitu Perlakuan P1 terdiri dari 300 kg sampah organik
restoran ditambah 6 % silase ikan, Perlakuan P2 300 kg sampah organik restoran
ditambah 6 % darah sapi dan Perlakuan P3 300 kg sampah organik restoran tanpa
penambahan. Selanjutnya, untuk menguji kinerja jenis biodekomposer dan
menguji dosis pada masing-masing biodekomposer menggunakan Rancangan
Tersarang Dosis dalam Biodekomposer (B(A)) RAL. Jenis perlakuan meliputi
biodekomposer larva BSF, EM4 dan kotoran sapi (tradisional). Masing-masing
biodekomposer memiliki 3 taraf dosis dengan 3 kali ulangan.
Hasil penelitian uji pemanfaatan larva BSF pada pakan berbeda adalah
pertumbuhan larva meliputi rata-rata panjang tubuh larva BSF pada ketiga
perlakuan memiliki kisaran 15.85-16.44 mm, lebar 4.05-4.22 mm dan bobot tubuh
0.09-0.11 mg. Secara deskriptif, rata-rata pertumbuhan paling tinggi berturut-turut
adalah P2, P1 dan P3. Uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata panjang, lebar
dan bobot larva BSF pada perlakuan P1 dan P2 berbeda nyata dengan perlakuan
P3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian silase ikan dan darah sapi memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan larva BSF. Selain itu, pemberian silase
ikan dan darah sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap kandungan nutrisi
larva BSF. Larva BSF memiliki kandungan protein 31.44-33.88 % dan lemak
30.07-34.39 %. Waktu perkembangan dari telur sampai imago adalah 35 hari, fase
larva 12-13 hari, fase prepupa dan pupa masing-masing 6 hari, dan fase imago
selama 15 hari. Selanjutnya, hasil penelitian pada uji kinerja biodekomposer yang
paling baik dan cepat dalam mendekomposisi sampah organik restoran pada
parameter fisika kimia, unsur hara makro dan mikro adalah larva BSF yang
berlangsung selama 9-10 hari diikuti dengan EM4. Selanjutnya, dosis dalam
masing-masing biodekomposer yakni larva BSF, EM4 dan kotoran sapi berturutturut
adalah sebesar 0.8 g, 80 ml, dan 1.5 kg. | id |