Show simple item record

dc.contributor.advisorSutjahjo, Surjono Hadi
dc.contributor.advisorAmin, Akhmad Arif
dc.contributor.advisorFahmi, Melta Rini
dc.contributor.authorMonita, Lena
dc.date.accessioned2018-02-22T03:33:46Z
dc.date.available2018-02-22T03:33:46Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91065
dc.description.abstractPengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan yang sangat penting yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota di Indonesia, karena sampah dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah organik menjadi produk bernilai tinggi perlu dilakukan melalui teknologi biokonversi. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh jenis pakan larva BSF terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi larva; menganalisis kinerja biodekomposer larva BSF, EM4 dan kotoran sapi yang mampu mendekomposisi sampah organik paling baik; dan menguji dosis pada masing-masing biodekomposer untuk mendapatkan dosis paling baik. Rancangan yang digunakan untuk menguji pemanfaatan larva BSF pada pakan yang berbeda adalah rancangan RAK 1 faktor dengan 3 taraf perlakuan yaitu Perlakuan P1 terdiri dari 300 kg sampah organik restoran ditambah 6 % silase ikan, Perlakuan P2 300 kg sampah organik restoran ditambah 6 % darah sapi dan Perlakuan P3 300 kg sampah organik restoran tanpa penambahan. Selanjutnya, untuk menguji kinerja jenis biodekomposer dan menguji dosis pada masing-masing biodekomposer menggunakan Rancangan Tersarang Dosis dalam Biodekomposer (B(A)) RAL. Jenis perlakuan meliputi biodekomposer larva BSF, EM4 dan kotoran sapi (tradisional). Masing-masing biodekomposer memiliki 3 taraf dosis dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian uji pemanfaatan larva BSF pada pakan berbeda adalah pertumbuhan larva meliputi rata-rata panjang tubuh larva BSF pada ketiga perlakuan memiliki kisaran 15.85-16.44 mm, lebar 4.05-4.22 mm dan bobot tubuh 0.09-0.11 mg. Secara deskriptif, rata-rata pertumbuhan paling tinggi berturut-turut adalah P2, P1 dan P3. Uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata panjang, lebar dan bobot larva BSF pada perlakuan P1 dan P2 berbeda nyata dengan perlakuan P3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian silase ikan dan darah sapi memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan larva BSF. Selain itu, pemberian silase ikan dan darah sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap kandungan nutrisi larva BSF. Larva BSF memiliki kandungan protein 31.44-33.88 % dan lemak 30.07-34.39 %. Waktu perkembangan dari telur sampai imago adalah 35 hari, fase larva 12-13 hari, fase prepupa dan pupa masing-masing 6 hari, dan fase imago selama 15 hari. Selanjutnya, hasil penelitian pada uji kinerja biodekomposer yang paling baik dan cepat dalam mendekomposisi sampah organik restoran pada parameter fisika kimia, unsur hara makro dan mikro adalah larva BSF yang berlangsung selama 9-10 hari diikuti dengan EM4. Selanjutnya, dosis dalam masing-masing biodekomposer yakni larva BSF, EM4 dan kotoran sapi berturutturut adalah sebesar 0.8 g, 80 ml, dan 1.5 kg.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental scienceid
dc.subject.ddcSustainable developmentid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcDepok-JABARid
dc.titleBiokonversi Sampah Organik Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) dan EM4 dalam Rangka Menunjang Pengelolaan Sampah Berkelanjutan.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBiokonversiid
dc.subject.keywordsampah organik restoranid
dc.subject.keywordkandungan nutrisiid
dc.subject.keywordlarva BSFid
dc.subject.keywordEM4id
dc.subject.keywordkotoran sapiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record