Evaluasi Keamanan Ekstrak Etanol Daun Tobangun (Coleus amboinicus Lour.) terhadap Perkembangan Fetus Mencit.
View/ Open
Date
2017Author
Alfiah, Elma
Damanik, Rizal
Roosita, Katrin
Fahrudin, Mokhamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Daun torbangun (Coleus amboinicus Lour.) memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, salah satu diantaranya adalah dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Penelitian Damanik et al. (2009) menunjukkan bahwa pemberian daun torbangun pada masa akhir kebuntingan mencit dapat meningkatkan produksi air susu yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian daun torbangun setelah melahirkan, namun informasi mengenai keamanan penggunaannya pada masa kehamilan masih belum dievaluasi hingga saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk memastikan kemungkinan keberadaan efek samping dari konsumsi daun torbangun yang dapat mempengaruhi perkembangan fetus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keamanan ekstrak etanol daun torbangun terhadap perkembangan fetus mencit. Hewan coba yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 24 ekor mencit betina bunting. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor perlakuan pemberian dosis bertingkat ekstrak etanol daun torbangun. Taraf daun torbangun yang diberikan kepada hewan coba adalah sebanyak 0 g/kg (Perlakuan 0); 0.56 g/kg (Perlakuan 1); 1.68 g/kg (Perlakuan 2); dan 3.36 g/kg (Perlakuan 3) berat badan mencit. Ekstrak diberikan dari hari pertama hingga hari ke-18 kebuntingan. Pengamatan berat badan induk dilakukan setiap hari selama masa kebuntingan. Pengamatan yang dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan adalah berupa pencatatan berat uterus beserta fetus di dalamnya, jumlah fetus yang hidup dan mati, jumlah implantasi, jumlah korpora lutea, tingkat kematian sebelum dan sesudah implantasi, berat dan panjang fetus, berat plasenta, dan kondisi morfologi. Setengah dari total fetus diwarnai dengan Alizarin merah untuk pengamatan rangka, dan setengahnya lagi digunakan untuk pengamatan organ dalam.
Ekstrak etanol daun torbangun mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Pemberian ekstrak dengan dosis 3.36 g/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok perlakuan lainnya dalam penurunan rerata kenaikan berat badan induk selama kebuntingan, jumlah fetus hidup, berat fetus, dan panjang badan fetus; serta peningkatan jumlah kematian sebelum dan setelah implantasi (p<0.05). Sebanyak 37.5% fetus pada kelompok dosis tertinggi memiliki kondisi morfologi yang tidak sesuai dengan usia kebuntingannya. Pemberian ekstrak dengan dosis minimum 0.56 g/kg BB menyebabkan keterlambatan osifikasi pada fetus. Persentase fetus dengan keterlambatan osifikasi meningkat seiring dengan penambahan dosis. Penggunaan ekstrak daun torbangun pada masa kehamilan perlu dihindari karena berpotensi mempengaruhi perkembangan fetus.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]