Analisis Dampak Normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung terhadap Masyarkat Kampung Pulo di DKI Jakarta.
Abstract
Normalisasi dimulai pada tahun 2013 dibawah pimpinan Gubernur Joko
Widodo. Salah satu kegiatan normalisasi dilakukan di Sungai Ciliwung tepatnya di
daerah Kampung Pulo, Jakarta Timur. Normalisasi memberikan dampak bagi
masyarakat yang dirasakan bagi masyarakat yang masih tinggal di sekitar Daerah
Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, maupun masyarakat yang direlokasi ke Rumah
Susun (Rusun) Jatinegara Barat. Pertama, analisis dampak bagi masyarakat yang
tetap tinggal di sekitar DAS Ciliwung, maupun masyarakat yang di relokasi, dilihat
dari perubahan pada nilai Sustainable Livelihood Guidane Sheet. Kedua,
mengidentifikasi peran masyarakat untuk menjaga lingkungan setelah adanya
normalisasi yang dilakukan oleh masyarakat yang masih tinggal di sekitar DAS
Ciliwung dengan analisis deskriptif. Ketiga, mengidentifikasi dampak perubahan
penerimaan masyarakat dari adanya normalisasi dengan metode loss of earnings.
Hasil penelitian menunjukan adanya relokasi memberikan dampak yang lebih baik
bagi masyarakat. Identifikasi peran masyarakat dalam menjaga lingkungan
menunjukkan seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Ciliwung bersedia
untuk menjaga lingkungan. Dampak normalisasi terhadap penerimaan
menunjukkan terjadi penurunan pada penerimaan dengan rata-rata penerimaan
untuk masyarakat yang masih tinggal sebesar Rp713.333/bulan/KK, dan penurunan
penerimaan untuk masyarakat yang direlokasi sebesar Rp1.140.833/bulan/KK.
Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk melakukan
normalisasi dengan memperhatikan aspek Sustainable Livelihood.