Optimalisasi pengembangan usaha perikanan cakalang (katsuwonus pelamis) di kota tidore kepulauan provinsi maluku utara
Abstract
Usaha perikanan cakalang merupakan suatu kegiatan ekonomi untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya ikan yang ada di perairan sesuai daya dukungnya dengan mengharapkan keuntungan yang layak bagi para pelakunya baik itu nelayan, pemilik kapal, perusahaan, peminjam modal ataupun pemerintah dengan kepentingan dan pengorbanannya masing- masing. Namun pemanfaatan tersebut diharapkan tetap memperhatikan kelestarian dari sumber daya yang ada sehingga dapat tercipta kesinambungan usaha dari sekarang hingga mendatang. Usaha perikanan cakalang juga merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan melibatkan banyak faktor dengan tujuan yang ingin dicapai sehingga memerlukan kerangka pendekatan sistem dalam menghasilkan solusi yang terpadu untuk mencapai kondisi usaha yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model pengembangan usaha perikanan cakalang yang ada di Kota Tidore Kepulauan dengan alat tangkap pole and line melalui suatu pendekatan sistem agar sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal, lestari dan berkelanjutan serta dapat meningkatkan taraf hidup nelayan. Data hasil dan upaya tangkap, faktor-faktor teknis produksi, keuntungan, harga ikan dan biaya-biaya dalam usaha digunakan dalam analisis potensi lestari (MSY) dan upaya optimum (fOpt), model fungsi produksi, pendapatan nelayan dan kelayakan usaha. Pemanfaatan sumber daya perikanan cakalang di Kota Tidore Kepulauan terindikasi telah mencapai kondisi over fishing dengan potensi lestari sebesar 9750,5 ton per tahun dan upaya tangkap optimum sebesar 11.229 hari per tahun telah menghasilkan tingkat pemanfaatan melebihi batas MSY pada tahun 2004 sebesar 128.59% dan f optimum pada tahun 2000 sampai 2004 masing- masing sebesar 126.81% sampa i 161.00%. Faktor-faktor teknis yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan adalah jumlah umpan hidup dan musim penangkapan. Indeks musim penangkapan menunjukan bahwa musim puncak penangkapan ikan cakalang di Kota Tidore Kepulauan terjadi pada bulan Februari sampai Juni dan September sampai Oktober dengan peningkatan produksi sebesar 3% dan 30 % di atas produksi rata– rata bulanan sebesar 3.061 kilo gram. Pendapatan nelayan dibandingkan dengan upah minimum regional Kota Tidore Kepulauan masih dikatakan belum layak baik penjualan dengan harga ikan yang diberikan perusahaan maupun pasar lokal (pedagang pengumpul) sehingga perlu merevisi kembali harga ikan yang di berikan kepada nelayan. Usaha perikanan cakalang di Kota Tidore Kepulauan masih layak untuk di kembangkan dilihat dari hasil kriteria analisis kelayakan usaha yaitu dengan harga ikan yang di tetapkan perusahaan dan pedagang pengumpul masing- masing nilai BC ratio sebesar 2.03 dan 2.85, BEP(kg) sebesar 494 dan 295, BEP (Rp) sebesar 3.281.581 dan 1.344.191 dan PBP sebesar 8 tahun dan 5.5 tahun. Pengembangan usaha perikanan cakalang di Kota Tidore Kepulauan diarahkan pada peningkatan faktor–faktor baik secara biologi, teknis, sosial dan iii ekonomi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usa ha agar dapat berkelanjutan. Peningkatan yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya yang ada, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan serta para pelaku yang terlibat dalam sistem usaha tersebut.
Collections
- MT - Fisheries [3011]