dc.description.abstract | CHIKMAWATI.
Respon fisiologi yang dikembangkan oleh tanaman padi terhadap cekaman
kekeringan bervariasi bergantung genotipenya. Penelitian ini bertujuan
menganalisis respon pertumbuhan dan fisiologi empat varietas padi (IR64,
Hawara Bunar, Situbagendit, dan Inpago 10) terhadap cekaman kekeringan.
Kecambah padi berumur dua hari ditumbuhkan pada media larutan hara Yoshida
dengan dan tanpa penambahan Polyethilene glycol-6000 (PEG-6000) 10% sebagai
stimulan cekaman kekeringan selama 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggi tajuk, panjang akar primer, dan bobot kering biomassa berbeda nyata antar
varietas dan antara perlakuan PEG-6000 10% dan kontrol. Perlakuan cekaman
menghambat pertumbuhan tajuk pada var. Hawara Bunar, namun meningkatkan
pertumbuhan tajuk pada var. Inpago 10. Padi var. Situbagendit memiliki akar
primer yang lebih panjang dibanding ketiga varietas lainnya. Perlakuan PEG-6000
10% menurunkan bobot kering biomassa baik akar maupun tajuk secara nyata
pada semua varietas. Respon fisiologis berupa kadar air relatif (KAR), kandungan
prolin, kandungan malondialdehid (MDA), dan kandungan klorofil total daun
pada var. Hawara Bunar diketahui berbanding terbalik dengan var. IR64. Nilai
KAR dan kandungan klorofil total var. Hawara Bunar bernilai rendah sejak awal
perlakuan, tetapi cenderung stabil hingga 9 hari setelah perlakuan (HSP). Selain
itu, kandungan prolin Hawara Bunar tergolong rendah sejalan dengan kandungan
MDA yang rendah. Sebaliknya pada var. IR64 mengalami penurunan nilai KAR
dan kandungan klorofil total lebih besar, serta peningkatan kandungan prolin dan
MDA yang paling tinggi dibandingkan tiga varietas lainnya. Berdasarkan respon
pertumbuhan dan fisiologi yang diamati maka var. Hawara Bunar tergolong
toleran, Inpago 10 dan Situbagendit tergolong moderat, serta var. IR64 tergolong
sensitif terhadap cekaman kekeringan. | id |