Show simple item record

dc.contributor.advisorNandika, Dodi
dc.contributor.advisorPari, Gustan
dc.contributor.authorWidyaningsih, Feri
dc.date.accessioned2018-01-31T06:22:32Z
dc.date.available2018-01-31T06:22:32Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89949
dc.description.abstractRayap tanah merupakan hama yang paling banyak merusak kayu dan bangunan gedung di daerah tropika seperti Indonesia. Saat ini teknik pengendalian serangan rayap tanah yang relatif ramah lingkungan adalah pengumpanan (baiting). Dalam teknik ini bahan lignoselulosa digunakan sebagai pembawa (carrier) senyawa aktif tertentu yang dapat mengganggu fisiologi rayap yang mengkonsumsi bahan tersebut dan menyebabkan kematian serangga tersebut. Mengingat senyawa aktif umpan tersebut bekerja secara lambat (slow action), maka senyawa tersebut dapat tersebar ke seluruh anggota koloni melalui perilaku trofalaksis. Salah satu senyawa yang saat ini digunakan sebagai bahan aktif umpan rayap adalah hexaflumuron. Namun demikian umpan rayap berbahan aktif hexaflumuron yang tersedia di pasar saat ini diformulasi (diproduksi) di luar negeri dengan bahan lignoselulosa sebagai pembawa yang juga berasal dari negara produsen. Padahal berbagai bahan lignoselulosa, termasuk kayu pinus, tersedia di Indonesia. Suatu penelitian laboratoris telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan keandalan nanopartikel kayu pinus sebagai pembawa hexaflumuron 0.5% dalam umpan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggilingan serbuk kayu pinus menggunakan High Energy Milling (HEM) selama 150 menit menghasilkan nanopartikel berukuran antara 32.91 nm sampai 99.56 nm dengan rata-rata 72.81 nm. Nanopartikel tersebut berbentuk serpih (flake) memanjang dengan ujung tumpul dan permukaan agak kasar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketermakanan umpan contoh berkadar 100 % hexaflumuron dengan umpan contoh berkadar 75 % hexaflumuron tidak berbeda nyata. Selain itu, ketermakanan umpan contoh dengan kadar 0 % hexaflumuron dan umpan contoh dengan kadar 25 % hexaflumuron lebih rendah dibandingkan ketermakanan umpan contoh berkadar 100 % hexaflumuron. Umpan contoh dengan kadar 25 % nanopartikel kayu pinus cukup disukai oleh rayap tanah C. curvignathus dan mampu mengeliminasi rayap tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest productid
dc.subject.ddcwoodid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKarakteristik dan Keandalan Nanopartikel Kayu Pinus sebagai Pembawa Hexaflumuron dalam Formulasi Umpan Rayap Tanah.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordCoptotermes curvignathusid
dc.subject.keywordhexaflumuronid
dc.subject.keywordnanopartikel kayu pinusid
dc.subject.keywordpalatabilitasid
dc.subject.keywordpengumpananid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record