Show simple item record

dc.contributor.advisorPamoengkas, Prijanto
dc.contributor.advisorMansur, Irdika
dc.contributor.authorMaharani, Puspita Laksmi
dc.date.accessioned2018-01-30T03:58:17Z
dc.date.available2018-01-30T03:58:17Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89866
dc.description.abstractKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pabrik pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair yang disebut POME (Palm Oil Mill Effluent). POME merupakan salah satu masalah terbesar industri kelapa sawit dan berpotensi menyebabkan polusi lingkungan. POME harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena mengandung bahan pencemar yang dapat menyebabkan polusi lingkungan. Pengolahan POME dilakukan menggunakan sistem kolam terbuka. Pengolahan POME membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatan kolam-kolam dan perawatannya. Pengolahan POME selain dapat menurunkan bahan pencemar juga dapat menurunkan kandungan nutrisinya. Selama ini setelah pengolahan, POME hanya dibuang ke lingkungan, padahal POME memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, dan Mg. N, P, K dan Mg merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama pada tanaman di areal pascatambang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pemanfaatan POME sebagai pupuk organik di lahan pascatambang batubara. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis pengaruh pemberian POME dari 4 jenis kolam pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit terhadap pertumbuhan semai di persemaian dan, 2) menganalisis pengaruh pemberianan POME dari 1 jenis kolam yang menghasilkan pertumbuhan terbaik pada tanaman semai sebelumnya terhadap pertumbuhan tanaman kayu putih umur 1 tahun di lahan pascatambang batubara. Penelitian ini diharapkan mampu meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan POME. POME dari kolam fat pit (208, 417, dan 625 mL/bibit), cooling pond (232, 492, dan 695 mL/bibit), anaerobic pond (246, 369, dan 738 mL/bibit) dan maturity pond (323, 645, dan 968 mL/bibit) diaplikasikan pada tanaman di persemaian. Hasil percobaan menunjukkan bahwa POME dari anaerobic pond dengan dosis 246 mL/bibit mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit kayu putih (Melaleuca cajuputi) secara signifikan berturut-turut 47.35 cm dan 5.57 mm dalam 2 bulan setelah aplikasi. POME dari anaerobic pond kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk organik di area pascatambang dengan dosis 0, 3000, 6000, dan 9000 mL/tanaman. Dari 4 dosis tersebut, dosis 9000 mL/tanaman merupakan dosis yang mampu meningkatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dosis lainnya yaitu dengan tinggi 65.60 cm dan diameter 1.44 cm. Pemanfaatan POME di area pascatambang mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman 72.63% dibandingkan pemanfaatan POME pada dosis 0 mL per tanaman.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTropikal silvicultureid
dc.subject.ddcPalm oilid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcTanjung enim-SULSELid
dc.titlePemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit sebagai Pupuk Organik di Lahan Pascatambang Batubaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnaerobic pondid
dc.subject.keywordkelapa sawitid
dc.subject.keywordlahan pascatambangid
dc.subject.keywordMelaleuca cajuputiid
dc.subject.keywordPalm Oil Mill Effluent (POME)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record