Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit sebagai Pupuk Organik di Lahan Pascatambang Batubara
View/ Open
Date
2017Author
Maharani, Puspita Laksmi
Pamoengkas, Prijanto
Mansur, Irdika
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pabrik pengolahan kelapa sawit
menghasilkan limbah cair yang disebut POME (Palm Oil Mill Effluent). POME
merupakan salah satu masalah terbesar industri kelapa sawit dan berpotensi
menyebabkan polusi lingkungan. POME harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke lingkungan karena mengandung bahan pencemar yang dapat
menyebabkan polusi lingkungan. Pengolahan POME dilakukan menggunakan
sistem kolam terbuka. Pengolahan POME membutuhkan biaya yang besar dalam
pembuatan kolam-kolam dan perawatannya. Pengolahan POME selain dapat
menurunkan bahan pencemar juga dapat menurunkan kandungan nutrisinya.
Selama ini setelah pengolahan, POME hanya dibuang ke lingkungan, padahal
POME memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan tanaman seperti N, P,
K, dan Mg.
N, P, K dan Mg merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan
tanaman, terutama pada tanaman di areal pascatambang. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu dilakukan penelitian pemanfaatan POME sebagai pupuk organik di
lahan pascatambang batubara. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis
pengaruh pemberian POME dari 4 jenis kolam pengolahan limbah cair pabrik
kelapa sawit terhadap pertumbuhan semai di persemaian dan, 2) menganalisis
pengaruh pemberianan POME dari 1 jenis kolam yang menghasilkan pertumbuhan
terbaik pada tanaman semai sebelumnya terhadap pertumbuhan tanaman kayu putih
umur 1 tahun di lahan pascatambang batubara. Penelitian ini diharapkan mampu
meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan POME.
POME dari kolam fat pit (208, 417, dan 625 mL/bibit), cooling pond (232,
492, dan 695 mL/bibit), anaerobic pond (246, 369, dan 738 mL/bibit) dan maturity
pond (323, 645, dan 968 mL/bibit) diaplikasikan pada tanaman di persemaian. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa POME dari anaerobic pond dengan dosis 246
mL/bibit mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit kayu putih
(Melaleuca cajuputi) secara signifikan berturut-turut 47.35 cm dan 5.57 mm dalam
2 bulan setelah aplikasi. POME dari anaerobic pond kemudian dimanfaatkan
sebagai pupuk organik di area pascatambang dengan dosis 0, 3000, 6000, dan 9000
mL/tanaman. Dari 4 dosis tersebut, dosis 9000 mL/tanaman merupakan dosis yang
mampu meningkatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dosis lainnya yaitu
dengan tinggi 65.60 cm dan diameter 1.44 cm. Pemanfaatan POME di area
pascatambang mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman 72.63%
dibandingkan pemanfaatan POME pada dosis 0 mL per tanaman.
Collections
- MT - Forestry [1412]