dc.description.abstract | Berlimpahnya produksi kakao tidak diikuti dengan perkembangan industri
hilirnya. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan bea keluar terhadap
ekspor biji kakao yang bertujuan untuk menghambat ekspor biji kakao dan
mendorong pertumbuhan industri hilir serta diharapkan dapat menciptakan nilai
tambah. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak kebijakan bea keluar
terhadap ekspor biji kakao dan industri pengolahan kakao sebelum dan sesudah
adanya kebijakan bea keluar dengan menggunakan model regresi panel data dan
model regresi Ordinary Least Square (OLS). Model terdiri dari tiga persamaan,
yaitu ekspor biji kakao, produksi pasta kakao, dan produksi mentega kakao. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar terbukti efektif untuk
membatasi ekspor biji kakao dan meningkatkan produksi kakao olahan. Tetapi,
kebijakan tersebut belum mampu mendorong sektor industri untuk berproduksi
dalam kapasitas penuh. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat produktivitas
biji kakao. Untuk itu direkomendasikan agar pendapatan pemerintah yang
diperoleh dari pajak bea keluar, dapat dimanfaatkan kembali untuk pembinaan
para petani kakao dalam meningkatkan produktivitas biji kakao. | id |