Pendugaan Tingkat Keasaman Air Hujan berdasar Konsentrasi Pencemar Udara Ambien (Studi Kasus: DKI Jakarta).
Abstract
DKI Jakarta merupakan wilayah yang memiliki nilai pH air hujan di bawah
5.6. Dalam menganalisis hujan asam di suatu daerah diperlukan data pH air hujan
yang lengkap. Kurangnya ketersediaan data pH air hujan di Indonesia, terutama di
DKI Jakarta, menjadi masalah dalam menganalisis hujan asam. Pendekatan hukum
Henry dapat dilakukan untuk menduga data pH air hujan berdasar data konsentrasi
gas pencemar. Namun, data kualitas udara ambien kurang tersedia sehingga
dibutuhkan pemodelan kualitas udara, salah satunya yaitu Weather Research
Forecasting Chemistry (WRF-Chem). Penelitian ini bertujuan untuk menduga pH
air hujan agar dapat digunakan dalam menganalisis hujan asam di DKI Jakarta
dengan menggunakan pendekatan hukum Henry. Data konsentrasi gas SO2 dan NO2
yang digunakan berasal dari data kualitas udara ambien observasi stasiun pemantau
dan output WRF-Chem. Hasil pH air hujan yang diduga dari perhitungan output
WRF-Chem didapat nilai di bawah 5.6 serta memiliki variasi diurnal, yaitu pH air
hujan rendah pada saat pagi dan malam hari serta tinggi di siang dan sore hari.
Potensi keasaman air hujan pada saat musim hujan menunjukkan daerah Bundaran
HI, Kebon Jeruk, dan Jagarkasa memiliki nilai yang tinggi, serta pada musim
kemarau yang memiliki potensi keasaman air hujan yang tinggi adalah Bundaran
HI dan Kelapa Gading. Sedangkan nilai pH dari data kualitas udara ambien didapat
nilai di bawah 5.6 untuk semua Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) pada saat
musim hujan maupun musim kemarau.
Collections
- UT - Biochemistry [1235]