Show simple item record

dc.contributor.advisorNugroho, Naresworo
dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.authorNurmadina
dc.date.accessioned2018-01-11T08:24:11Z
dc.date.available2018-01-11T08:24:11Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88998
dc.description.abstractMasyarakat Indonesia secara tradisional menggunakan Gigantochloa apus sebagai bahan bangunan. Untuk perencanaan bangunan modern, naskah standar pengujian dan praktek penggunaan dibutuhkan untuk menjamin keamanan pengguna. Pemilahan struktural dilakukan pada buluh bambu untuk mendapatkan nilai karakteristik desain. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan naskah standar pemilahan bambu oleh International Organization for Standardization (ISO). Pemilahan struktural adalah metode untuk klasifikasi bahan berdasar kualitasnya untuk tujuan struktural. Pemilahan bambu dilakukan dengan penilaian visual secara non destructive pada setiap kondisi, dimensi, dan geometri untuk menduga kekuatan dan kapasitas material. Perbandingan pemilahan visual dapat dilakukan dengan mesin dimana buluh diuji lentur dengan memberikan beban yang tetap. Mesin pemilah bekerja dengan asumsi kekuatan dan kapasitas bambu dapat diduga dengan mengukur modulus elastisitas (stiffness). Penilaian non destruktif dengan mengukur diameter (D) dan linear mass (q) adalah metode yang sederhana berkaitan dengan kerapatan dan memiliki korelasi kuat terhadap kerapatan dan memiliki korelasi kuat terhadap kekakuan (EIapp, EItrue) dan kapasitas lentur (Mmax). Pengukuran D dan q dapat dilakukan untuk menduga kapasitas G. apus. Klasifikasi bambu untuk struktural dapat dikembangkan dengan klasifikasi D dan q berdasarkan metode ISO 22156 dan confident band. Metode confident band menghasilkan nilai yang lebih konvensional daripada ISO 22156 sehingga lebih aman dan terandalkan. Diameter pangkat tiga adalah prediktor terbaik untuk menduga kekakuan, sedangkan diameter kuadrat adalah yang terbaik untuk menduga momen maksimal. Prediktor tambahan dalam regresi berganda dapat memperbaiki adj-R2, namun tetap tidak dapat diandalkan untuk menduga MOE dan MOR G. apus, sehingga pemilahan struktural bambu dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan berdasarkan kapasitas daripada kekuatan. Pada pemilahan berdasarkan kapasitas, penambahan variabel prediktor berupa eccentricity (Ec) atau ovality (Ov), kerapatan dinding (w), buluh (c), dan kadar air (Mc) secara signifikan dapat meningkatkan koefisien determinasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Productid
dc.subject.ddcBambooid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePemilahan Struktural Gigantochloa apus Berdasarkan Sifat Lenturnya.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordGigantochloa apusid
dc.subject.keywordkonstruksi bambuid
dc.subject.keywordpemilahan strukturalid
dc.subject.keywordsifat lenturid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record