Show simple item record

dc.contributor.advisorHascaryo, Budhi Iskandar
dc.contributor.advisorWisudo, Sugeng Hari
dc.contributor.authorPrayoga, Muhamad Yogi
dc.date.accessioned2018-01-08T06:49:34Z
dc.date.available2018-01-08T06:49:34Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88725
dc.description.abstractKomoditas tuna dan cakalang merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat penting untuk perekonomian daerah maupun nasional. Pentingnya perikanan komoditas ikan utama sebagai hasil tangkapan ikan (HTI) adalah karena tingginya permintaan dan nilai ekonomis, sehingga membutuhkan manajemen rantai pasok yang tepat agar ikan sampai ke tangan konsumen berkualitas baik. Rantai pasok yang baik pada ikan komoditas tuna dan cakalang diharapkan mampu meningkatkan kinerja rantai pasok pada setiap pihak yang terlibat, khususnya meningkatkan posisi tawar nelayan sebagai produsen utama agar lebih terlibat dalam penentuan harga dan pemasaran ikan. PPSNZJ adalah pelabuhan perikanan terbesar Indonesia terletak di wilayah Teluk Jakarta (PPSNZJ, 2016). Total produksi ikan PPSNZJ pada tahun 2015 adalah sebesar 187.520 ton atau 513,8 ton/hari. Produksi ikan sebanyak 99.672 ton atau 53% disalurkan ke PPSNZJ lewat jalur darat, sedangkan ikan yang masuk dari hasil laut adalah sebesar 87.848 ton atau 47% dari total produksi. Dominasi pasokan hasil tangkapan ikan (HTI) yang dikirim dari jalur darat disebabkan karena PPSNZJ sebagai pusat pendaratan ikan di Indonesia dengan permintaan HTI yang paling tinggi, untuk tujuan pemasaran lokal maupun ekspor. PPS Kendari merupakan pusat industri perikanan terpadu dikawasan timur Indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara. Total produksi ikan tuna dan cakalang PPS Kendari pada tahun 2015 adalah sebesar 4.959,433 ton/tahun atau 13,587 ton/hari. Produksi ikan tuna dan cakalang PPS Kendari seluruhnya masuk lewat jalur laut. Dominasi pasokan hasil tangkapan ikan (HTI) yang dikirim dari jalur laut disebabkan karena PPS Kendari sebagai pusat pendaratan ikan di Indonesia Timur dengan produksi HTI yang tinggi, untuk tujuan pemasaran lokal maupun ekspor. Penelitian ini mendeskripsikan komoditas ikan utama dan pengelolaan rantai pasok, mengkaji kinerja pengelolaan rantai pasok perikanan komoditas ikan utama di pelabuhan PPSNZJ sebagai pusat pendaratan ikan terbesar di Indonesia pusat pendaratan ikan di Indonesia Bagian Barat dan PPS Kendari sebagai pusat pendaratan ikan di Indonesia Timur berdasarkan data statistik produksi, permintaan, distribusi, dan pemasaran hasil tangkapan. Selanjutnya merumuskan strategi pengelolaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok perikanan. Analisis data untuk mengukur kinerja menggunakan metode SCOR untuk memperoleh nilai kinerja rantai pasok. Strategi pengembangan rantai pasok dibuat dengan menggunakan metode SWOT. Sasaran manajemen rantai pasok produk perikanan komoditas ikan utama adalah terciptanya strategi rantai pasok yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memudahkan integrasi penuh dan tanpa batas antar-anggota perusahaan. Komoditas ikan utama PPS Nizam Zachman dan Kendari menurut data statistik yang diterbitkan tahun 2016 berdasarkan volume dan nilai hasil tangkapan yang didaratkan adalah ikan cakalang dan tuna. Pengelolaan rantai pasok tuna dan cakalang dipengaruhi oleh kualitas ikan yang didaratkan. Perbedaan tersebut menyebabkan pengelolaan segmentasi pasar menjadi dua, yaitu lokal dan ekspor. PPS Nizam Zachman dan PPS Kendari mampu meningkatkan ketersediaan stok tuna hingga mencapai 30% dari total kapasitas produksi dalam kurun waktu 30 hari. Hal tersebut menjadi modal pengembangan rantai pasok menjadi lebih efisien. Kinerja rantai pasok di PPSNZJ masih kurang optimal. Waktu yang dibutuhkan oleh pihak konsumen dan industri (order fullfillment lead time) yang hendak memesan tuna dan cakalang maka harus menunggu selama 90 hari. Waktu yang cukup lama untuk memperoleh bahan baku industri. Selain itu lamanya menunggu (lead time), pembeli sangat beresiko tidak memperoleh pesanannya seperti yang diinginkan apabila sedang musim paceklik. Sedangkan kinerja rantai pasok tuna dan cakalang di PPS Kendari sudah cukup baik. Waktu yang dibutuhkan oleh pihak konsumen dan industri (order fullfillment lead time) yang hendak memesan tuna dan cakalang maka harus menunggu selama 14 hari, waktu yang baik untuk memperoleh bahan baku industri. Selain itu lamanya menunggu (lead time), namun pembeli sangat berisiko tidak memperoleh pesanannya seperti yang diinginkan apabila sedang musim paceklik. Peningkatan kinerja rantai pasok tuna dan cakalang di PPSNZJ diarahkan pada tingkat kepuasan konsumen yang lebih baik, pemenuhan permintaan yang lebih responsif, memperkuat posisi tawar dan kemitraan nelayan dengan stakeholder lain, yang hasilnya akan mendukung ekspansi penjualan melalui peningkatan kinerja rantai pasok. Peningkatan kinerja rantai pasok tuna dan cakalang di PPS Kendari diarahkan pada optimalisasi manajemen aktivitas pendaratan ikan dan bongkar muat di pelabuhan, kepuasan konsumen yang lebih baik, pemenuhan permintaan yang lebih responsif, memperat kemitraan nelayan yang berkelanjutan, yang hasilnya akan mendukung peningkatan kinerja rantai pasok.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine technologyid
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddc2106id
dc.subject.ddcPPS Jakartaid
dc.titleRantai Pasok Perikanan Tuna dan Cakalang (Studi Kasus PPS Nizam Zachman dan PPS Kendari).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkomoditas ikan utamaid
dc.subject.keywordPPSNZJid
dc.subject.keywordPPS Kendariid
dc.subject.keywordrantai pasokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record