DNA Barcoding, Rekonstruksi Filogenetik dan Struktur Populasi Makroalga Antar Ekoregion Laut Indonesia
View/ Open
Date
2017Author
Imaniar, Khajar
Madduppa, Hawis
Kawaroe, Mujizat
Metadata
Show full item recordAbstract
Makroalga memiliki banyak manfaat, baik manfaat secara ekologis maupun
ekonomis bagi masyarakat. Berdasarkan pentingnya peranan makroalga, maka
perlu dilakukan pendataan atau inventarisasi makroalga di berbagai perairan laut
di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis secara
molekuler dan morfologi, merekonstruksi pohon filogenetik, menganalisis kondisi
dan keterkaitan makroalga melalui penutupan, kepadatan, dan indeks ekologi
makroalga antar ekoregion laut yang ada di Perairan Kepulauan Seribu,
Karimunjawa, Luwuk, dan Wakatobi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan Agustus 2016 di
Perairan Kepulauan Seribu, Karimunjawa, Luwuk, dan Wakatobi. Pada Perairan
Kepulauan Seribu dilakukan identifikasi sekaligus membuat rekonstruksi.
Tahapan yang digunakan ada tiga, yaitu ekstraksi, PCR dan elektroforesis. Target
penanda untuk amplifikasi DNA adalah tufA. Pada ketiga lokasi lainnya dilakukan
sampling yang diwakili oleh tiga stasiun pengamatan di setiap lokasi dan setiap
stasiun terdiri dari tiga pengulangan. Transek garis dengan membentangkan
rollmeter sepanjang 50 meter diletakkan sejajar dengan garis pantai di daerah
terumbu karang pada kedalaman 10 meter dan jarak antar transek adalah 10 meter.
Pengamatan penutupan dan kepadatan makroalga pada setiap transek dilakukan
dengan menggunakan transek kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm dengan jarak
antar transek kuadrat sebesar 5 meter. Identifikasi dan perhitungan makroalga
dihitung di setiap transek kuadrat menggunakan perangkat lunak Coral Point
Count with Excell Extension (CPCe). Analisis data yang dilakukan untuk
menghitung penutupan, kepadatan, Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks
Kemerataan (E), dan Indeks Dominasi (D).
Hasil dari Kepulauan Seribu yang teramplifikasi dengan baik berjumlah 3
sampel dari total 9 sampel. Hasil penelitian dari perairan Karimunjawa (Jawa
Tengah), Luwuk (Sulawesi Tengah), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara)
ditemukan 16 spesies makroalga. Terdapat perbedaan nyata untuk penutupan dan
kepadatan makroalga dari ketiga lokasi pengamatan (p<0.05). Spesies Jania
adhaerens memiliki penutupan dan kepadatan terbesar di Luwuk, diikuti oleh
Wakatobi dan terendah di Karimunjawa. Keanekaragaman dan kemerataan
makroalga yang tertinggi terdapat di Wakatobi namun paling rendah untuk indeks
dominan. Hasil analisis cluster berdasarkan kepadatan dan spesies-spesies yang
ditemukan di ketiga wilayah menunjukkan bahwa Wakatobi dan Luwuk memiliki
tingkat kemiripan yang tinggi.
Collections
- MT - Fisheries [3011]