Show simple item record

dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarwan
dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana
dc.contributor.authorNurdin, Muhammad
dc.date.accessioned2018-01-08T06:39:33Z
dc.date.available2018-01-08T06:39:33Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88707
dc.description.abstractUdang vaname merupakan komoditas utama perikanan budidaya karena memiliki keunggulan dan sangat menguntungkan secara ekonomi. Budidaya udang intensif vaname ditandai dengan padat penebaran yang tinggi dan penggunaan pakan tambahan serta prasarana yang lainnya. Fitoplankton adalah indikator yang sangat baik untuk mengamati kualitas air media ditambak karena sensitif terhadap perubahan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola dinamika fitoplankton dalam perairan tambak untuk mendukung pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian dilakukan di kawasan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang dari Mei hingga Agustus 2016. Enam belas petak tambak yang dilapisi plastik mulsa digunakan dalam kajian ini. Masing masing petak mempunyai luasan tambak 5000 m2, dengan ketinggian pematang 1,5 – 2 m. Ketinggian air selama pemeliharaan diatur pada ketinggian 100 – 120 cm. Sepuluh paddle wheel dengan daya 1 PK digunakan pada masing – masing petak untuk mempertahankan tingkat kelarutan oksigen dalam air tambak. Padat tebar udang untuk delapan petak sebanyak 65 ekor/m2 dan delapan petak yang lain sebanyak 80 ekor/m2. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi udang selama 100 hari dalam kondisi baik, sedang, dan buruk masing-masing adalah 1,37 kg / m2, 1,26 kg / m2, dan 0,97kg / m2. Pada fase awal pemeliharaan komposisi fitoplankton pada kondisi tambak yang buruk terdiri dari 55 % Bacillariophyceae, 16% Cyanophyceae dan 27% Chlorophyceae sedangkan pada kondisi sedang dan baik jumlah Bacillariophyceae 81% dan 82% dan untuk Cyanophyceae 3% dan 6% serta Chlorophyceae 13 % dan 12%. Pada fase awal pemeliharaan udang vaname di tambak, fitoplankton merupakan pakan alami yang paling efektif untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya dibandingkan pakan buatan, hal ini disebabkan pakan buatan yang diberikan dengan jumlah sedikit pada fase awal pemeliharaan tidak dapat memenuhi seluruh perairan sehingga hanya sedikit pakan buatan yang dapat dimanfaatkan oleh benih udang vaname. Pada fase akhir pemeliharaan komunitas fitoplankton pada kondisi tambak yang buruk terdiri dari 25% Bacillariophyceae, 38% Cyanophyceae dan 36% Chlorophyceae sedangkan pada kondisi sedang dan baik jumlah Bacillariophyceae 29 % dan 27% dan untuk Cyanophyceae 35% dan 28 % serta Chlorophyceae 34 % dan 44%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberhasilan budidaya vaname udang (Litopenaeus vannamei) dipengaruhi oleh dinamika Cyanophyceae selama fase budaya dan model yang dihasilkan adalah Y = 6668.555 - 0.00215x dan Adjusted R2 dari 0,658.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquatic Resources Managementid
dc.subject.ddcFitoplanktonid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKarawang, Jawa Baratid
dc.titleDinamika Fitoplankton sebagai Indikator Perairan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perairan Tertutup dengan Target Organisme Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDinamika fitoplanktonid
dc.subject.keywordLitopenaeus vannameiid
dc.subject.keywordproduksiid
dc.subject.keywordtambak udangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record