dc.description.abstract | Salah satu sumberdaya ikan yang terdapat di perairan laut Kabupaten
Bengkalis adalah ikan kurau. Ikan kurau memiliki nilai ekonomis yang tinggi di
pasaran sehingga menjadi sasaran tangkap utama bagi nelayan. Saat ini ikan
kurau diisukan mengalami penurunan produksi yang tajam sebesar 70% rentan
waktu 11 tahun terakhir. Hal ini disebabkan penangkapan ikan kurau secara besarbesaran,
sehingga seringnya terjadi konflik antar nelayan. Melihat kondisi saat ini
maka sangat perlu pengelolaan yang baik agar terciptanya perikanan kurau yang
berkelanjutan.
Penelitian ini Bertujuan untuk memilih unit teknologi penangkapan ikan
kurau unggulan; menganalisis kelayakan finansial unit teknologi penangkapan
ikan kurau unggulan yang terpilih; dan merumuskan strategi pengelolaan usaha
penangkapan ikan kurau kedepan. Analisis data yang digunakan adalah analisis
skoring untuk menentukan unit teknologi penangkapan ikan kurau unggulan,
analisis Net Value Present (NPV) digunakan untuk menganalisis kelayakan
finansial unit teknologi penangkapan ikan kurau unggulan yang terpilih, dan
analisis hirarki proses (AHP) untuk menentukan strategi pengelolaan usaha
penangkapan ikan kurau yang berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit teknologi penangkapan ikan
kurau unggulan didapatkan fungsi nilai VA pancing (2.48) dan jaring tangsi (1.31)
lebih tinggi dari jaring kurau (1.00) dan rawai (0.46). Dengan demikian maka
pancing dan jaring tangsi terpilih sebagai unit teknologi penangkapan ikan kurau
unggulan yang berkelanjutan di Pambang Pesisir Kabupaten Bengkalis. Unit
teknologi penangkapan ikan kurau unggulan yang terpilih pancing dan jaring
tangsi layak untuk dikembangkan, karena memiliki NPV yang positif, IRR
melebihi bunga suku bank yang ditetapkan dan BCR>1. Pancing memiliki nilai
NPV Rp4 255 619, IRR 24.90% dan BCR 1.09, sedangkan jaring tangsi memiliki
nilai NPV sebesar Rp11 434 897, IRR 23.51% dan BCR 1.07. Strategi
pengelolaan usaha penangkapan ikan kurau lebih diprioritaskan pertama ke
konservasi (KONSERV) dengan nilai tertinggi sebesar (0.328), diikuti prioritas
kedua Bantuan Operasional (BOP) sebesar (0.245), prioritas ketiga Penyuluhan
dan Pembinaan (PDP) sebesar (0.242) dan prioritas keempat Kredit Usaha Rakyat
(KUR) sebesar (0.184) dengan inconsistency terpercaya 0.04. | id |