Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) terhadap Bobot Badan dan Histopatologi Hati, Ginjal dan Otak Tikus Galur Sprague dawley.
View/ Open
Date
2017Author
Firmansyah, Hardi
Roosita, Katrin
Kusharto, Clara M.
Handharyani, Ekowati
Metadata
Show full item recordAbstract
Minyak ikan lele merupakan hasil samping dari proses pembuatan tepung lele. Ugoala et al (2009) mengungkapkan bahwa minyak ikan air tawar cenderung mengandung lebih tinggi omega 6 daripada omega 3. Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu tanda dari Penyakit Alzheimer (PA). PA terjadi karena terdapat penumpukan plak amiloid dan pengusutan saraf (neuron tangled) di organ saraf pusat.
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian minyak ikan lele sebagai sumber asam lemak esensial terhadap perubahan bobot badan serta histopatologi hati, ginjal dan otak tikus galur Sprague dawley. Tujuan khusus adalah 1) menganalisis pengaruh pemberian minyak ikan lele terhadap perubahan bobot badan tikus. 2) menganalisis pengaruh pemberian minyak ikan lele terhadap gambaran perubahan jaringan hati, ginjal dan otak besar (bagian hipokampus) tikus; 3) menganalisis pengaruh minyak ikan lele terhadap beta amiloid pada jaringan otak besar (bagian hipokampus) tikus.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap dua puluh empat ekor tikus berusia 6-8 bulan dengan empat perlakuan yaitu kontrol (perlakuan A1), minyak ikan lele murni (A2), minyak ikan lele dengan penambahan omega 3 (A3), serta minyak ikan lele dengan penambahan omega 3 dan vitamin E (A4). Omega 3 yang ditambahkan sebanyak 103 g/kg minyak ikan lele dan vitamin E yang ditambahkan sebanyak 7.044 mg/100 g minyak ikan lele. Pengamatan histopatologi dilakukan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 x 40 dan data diolah secara deskriptif. Data perubahan bobot tikus dianalisis menggunakan analisis paired t-test untuk perbedaan pada awal dan akhir intervensi serta analisis ANOVA untuk perbedaan antar kelompok perlakuan.
Data menunjukkan bahwa bobot tikus mengalami peningkatan signifikan setelah diberikan pakan tinggi kolesterol selama 2 minggu pertama (p<0.05). Pada minggu ketiga dan keempat mulai diberikan intervensi berdasarkan kelompok perlakuan. Hasil analisis paired t-test menunjukkan bobot badan tikus mengalami peningkatan yang signifikan pada kelompok kontrol (p<0.05), sedangkan pada kelompok A2 dan A3 bobot badan tikus cenderung mengalami penurunan.
Pemberian pakan tinggi kolesterol pada tikus Sprague dawley selama 4 minggu menyebabkan perubahan di dalam jaringan hati. Pada perlakuan A1 terjadi akumulasi lipid yang nyata di dalam sel-sel hati (hepatosit) dibandingkan dengan hepatosit tikus intevensi (A2, A3, dan A4), dan ditemukannya dilatasi sinusoid serta degenerasi hidropis.
Hasil pemeriksaan histopatologi pada ginjal tikus dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan secara mikroskopik antara perlakuan A1, A2, A3 dan A4. Begitu juga hasil pemeriksaan histopatologi pada otak tikus menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan struktur sel neuron penyusun hipokampus dan plak beta amiloid pada perlakuan A1, A2, A3, dan A4. Hal ini menunjukkan bahwa asupan
lemak yang berasal dari pakan maupun intervensi yang diberikan selama 4 minggu belum berpengaruh pada struktur sel neuron hipokampus.
Pemberian minyak ikan lele cenderung menekan kenaikan bobot badan tikus yang diintervensi oleh pakan tinggi kolesterol. Pemberian minyak ikan lele dapat mempengaruhi perubahan sel pada preparat jaringan histologis hati dibandingkan dengan kontrol, namun tidak mempengaruhi perubahan sel pada preparat jaringan histologis ginjal dan otak.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]