Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius Paulus
dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri
dc.contributor.advisorAsriningrum, Wikanti
dc.contributor.authorPrasetyo, Budhi Agung
dc.date.accessioned2018-01-08T06:33:56Z
dc.date.available2018-01-08T06:33:56Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88690
dc.description.abstractPemanfaatan penginderaan jauh untuk estimasi kedalaman kolom air dipengaruhi oleh properti optik, salah satunya adalah proses atenuasi. Atenuasi adalah proses dimana intensitas cahaya secara eksponensial berkurang seiring bertambahnya kedalaman kolom air. Model estimasi kedalaman kolom air dengan menggunakan nilai atenuasi memiliki hubungan secara empiris. Atenuasi memiliki potensi untuk mengetahui kedalaman perairan berdasarkan penetrasi cahaya yang menembus kolom perairan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui sebaran nilai koefisien atenuasi difus (Kd) dari hasil pengukuran downwelling irradiance (Ed), variabilitas dan faktor kandungan tersuspensi di dalam kolom air yang mempengaruhinya; 2) menganalisis hubungan koefisien atenuasi difus dengan Apparent Optical Properties (AOP) yaitu Remote Sensing Reflectances (Rrs); 3) menganalisis nilai Kd hasil pengukuran lapangan untuk model estimasi kedalaman dibandingkan dengan model estimasi kedalaman citra Landsat 8. Penelitian dilakukan di perairan laut dangkal, disekitar lagun Pulau Air, Pulau Panggang dan Pulau Karang Lebar yang diketahui memiliki karakter optik dan lagun yang unik. Pengukuran nilai Kd(λ) dilakukan dengan menggunakan sensor spektroradiometer TriOS-RAMSES dengan rentang panjang gelombang 320 – 950 nm. Hasil pengukuran nilai Kd(λ) di lapangan dominan dipengaruhi oleh absorbsi di panjang gelombang biru dan hijau oleh klorofil-a, dibuktikan dengan ratio Kd(443) dan Kd(555), serta dibuktikan dengan model estimasi Kd(490) secara empiris. Hasilnya di ketiga area, secara umum memiliki pola yang sama, dimana pada perairan di dalam lagun memiliki nilai Kd(λ) yang tinggi dibandingkan dengan nilai Kd(λ) di bagian tepi dan luar lagun Pulau memiliki nilai Kd(λ) yang rendah. Rata-rata pengukuran nilai Kd(λ) dari ketiga area berbeda secara signifikan dimana rata-rata tertinggi adalah di area lagun Pulau Air (0,367 m-1), diikuti lagun Karang Lebar (0,289 m-1) dan yang terendah di lagun Pulau Panggang (0,17 m-1). Model estimasi kedalaman berdasarkan citra satelit Landsat 8 terbaik adalah menggunakan rasio kanal pada panjang gelombang coastal/aerosol dan hijau. Model estimasi kedalaman berdasarkan rasio nilai Kd(λ) pada kanal 442,96 nm (Coastal/Aerosol) dan 654,59 nm (Merah), lebih baik dibandingkan dengan estimasi dengan Landsat 8, akan tetapi model tersebut tidak konsisten apabila substrat dasar memiliki nilai pantulan yang tinggi. Pola interpolasi estimasi kedalaman berdasarkan rasio kanal pada Landsat 8 dan nilai Kd, secara visual memiliki pola yang hampir mirip. Hasil estimasi kedalaman dengan nilai Kd(λ) dan hasil pengukuran lapangan tidak berbeda nyata secara statistik dengan F = 0,563 < F critical = 4,042.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine Technologyid
dc.subject.ddcRemote sensingid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePengukuran In-Situ Koefisien Atenuasi Difus dan Hubungannya dengan Pendugaan Kedalaman Perairan Laut Dangkal dengan Penginderaan Jauh Optik.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordestimasi kedalamanid
dc.subject.keywordkoefisien atenuasi difusid
dc.subject.keywordpenginderaan jauhid
dc.subject.keywordperairan laut dangkalid
dc.subject.keywordproperti optikid
dc.subject.keywordspektroradiometerid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record