Show simple item record

dc.contributor.advisorSuwandi, Ruddy
dc.contributor.advisorTrilaksani, Wini
dc.contributor.authorRamadhan, Arfin
dc.date.accessioned2018-01-08T06:24:04Z
dc.date.available2018-01-08T06:24:04Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88670
dc.description.abstractIkan patin merupakan salah satu komoditas perikanan nasional yang potensial. Produksi ikan patin Indonesia masih jauh di bawah Vietnam sebagai produsen patin terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan industri fillet patin, karena ketersediaan sumberdaya. Industri fillet ikan patin di Indonesia baru tumbuh beberapa tahun belakangan sejak pembatasan impor patin pada tahun 2011. Momentum tersebut dijadikan kesempatan untuk membenahi industri fillet patin dari berbagai berbagai aspek mulai dari hulu hingga ke hilir. Kajian dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal sebagai pertimbangan sangat dibutuhkan dalam menentukan strategi pengembangan ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fillet patin Indonesia, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penguatan daya saing, menentukan strategi melalui analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) dan menyusun strategi penguatan daya saing melalui analisis Analytical Hirearchy Process (AHP). Pengujian karakteristik fillet patin dilakukan dengan menguji pengaruh penundaan fillet setelah bleeding pasca panen terhadap warna, kandungan karotenoid, nilai TVB. Berdasarkan uji nilai b (kekuningan) dan karotenoid didapatkan bahwa kondisi fillet yang berasal dari bahan baku setelah 0, 6, dan 12 jam menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0.01). Nilai b pada penundaan 12 jam adalah 20.09±1.01 dengan kandungan karotenoid 117.78±4.49 ng/g. Hasil tersebut berada dibawah nilai kontrol fillet patin impor Vietnam yang memiliki nilai b 4.54±0.30 dan kandungan karotenoid 64.46±7.24 ng/g, yang tampak lebih putih dan memiliki preferensi tinggi di pasar luar negeri. Identifikasi faktor internal dan eksternal menghasilkan faktor-faktor antara lain : produksi patin yang cukup besar, ketersediaan sumber daya manusia, dukungan pemerintah, kurangnya penerapan standar dalam produksi fillet patin indonesia, biaya produksi bahan baku yang tinggi, infrastruktur yang belum memadai, daya saing bahan baku lokal rendah, permintaan yang cukup besar, konsumen domestik yang potensial, persaingan dengan kompetitor/importir Vietnam. Hasil analisis SWOT menunjukkan kekuatan internal dengan skor 2.645 dan kekuatan eksternal 2.505 yang berarti strategi yang disarankan adalah kategori hold and maintain. Analisis AHP menunjukkan bahwa strategi utama lebih diarahkan kepada pengembangan teknologi budidaya untuk bahan baku yang bermutu dan efisien (28.70%), diikuti secara berturut-turut : penguatan kelembagaan pembudidaya dan pemasok bahan baku (26.60%), diversifikasi dan inovasi produk (19%), mendorong investasi pada integrasi industri fillet patin (15.40%), dan branding fillet kuning Indonesia (10.30%).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquatic Product Technologyid
dc.subject.ddcFilletid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcJabodetabekid
dc.titleStrategi penguatan daya saing fillet patin Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfaktor internal-eksternalid
dc.subject.keywordfillet patinid
dc.subject.keywordindustriid
dc.subject.keywordkarotenoidid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record