Introduksi HPL (High Power LED) pada Perikanan Bagan Tancap
View/ Open
Date
2017Author
Satriawan, Septian Eka
Puspito, Gondo
Yusfiandayani, Roza
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan lampu Tubular Lamp (TL) pada bagan tancap sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan memiliki beberapa kekurangan. Konstruksi lampu TL sebenarnya tidak cocok digunakan sebagai atraktor, karena bentuknya berupa tabung tegak. Pancaran cahaya yang dihasilkan cenderung mengarah ke samping, sehingga gerombolan ikan hanya akan berada di sekitar bagan (Puspito 2006). Kelemahan lainnya adalah biaya operasional lampu TL sangat tinggi, karena harga bahan bakar bensin dan solar untuk menghidupkan generator sangat mahal. Nelayan sering mengalami kerugian, karena harga jual ikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga bahan bakar. Ketergantungan nelayan bagan tancap pada lampu sangat tinggi. Oleh karena itu, lampu yang efisien dan efektif mengumpulkan ikan sangat dibutuhkan oleh nelayan.
Penelitian terbagi dalam tiga kegiatan yang diawali dengan pembuatan lampu high power led (HPL) bereflektor 60o dan 90o. Kegiatan berikutnya berupa pengukuran pola sebaran dan iluminasi cahaya 2 unit lampu HPL dan lampu TL. Kegiatan selanjutnya berupa operasi penangkapan ikan dengan 3 bagan tancap yang masing-masing dilengkapi dengan lampu HPL dengan tudung bereflektor 60o, lampu HPL dengan tudung bereflektor 90o dan lampu TL bertudung. Prosedur ujicoba mengikuti metode pengoperasian nelayan. Tujuannya membuktikan bahwa lampu HPL memberikan hasil tangkapan bagan tancap yang lebih berat dibandingkan lampu TL dan menentukan konstruksi sudut bukaan reflekor yang memberikan hasil tangkapan terberat.
Bagan tancap dioperasikan selama 20 trip atau sebanyak 40 ulangan. Setiap trip berlangsung antara pukul 18.00-05.00 WIB. Seluruh hasil tangkapan disortir berdasarkan jenisnya, diidentifikasi dan diukur beratnya di atas bagan tancap. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan statistik deskriptif komparatif dan rancangan acak lengkap (RAL) untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap hasil tangkapan. Analisis rancangan acak lengkap dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu uji kenormalan dan homogenitas. Uji kenormalan menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov. Jika data menyebar normal, maka data selanjutnya dianalisis dengan uji homogenitas, rancangan acak lengkap (RAL) dan uji lanjut BNT.
Hasil uji coba penangkapan dengan bagan menunjukkan bahwa penggunaan lampu TL, HPL 90o dan HPL 60o mendapatkan hasil tangkapan dengan keragaman jenis dan berat yang berbeda. Lampu TL menghasilkan jumlah jenis organisme terendah, yaitu 9 jenis dengan berat 26.829 g (21,61%). Lampu HPL 90o menghasilkan 12 jenis (42.337 g; 34,08%), dan lampu HPL 60o sejumlah 14 jenis (55.026 g; 44,31%). Hasil uji kenormalan Kolmogrov-Smirnov dan uji homogenitas terhadap hasil tangkapan bagan tancap menunjukkan data hasil tangkapan menyebar normal dan bersifat homogen. Hasil perhitungan analisis statistik RAL mendapatkan Fhitung = 5,85 atau lebih besar dari Ftabel = 3,07 pada α = 0,05, atau Ho ditolak. Dengan demikian, jumlah hasil tangkapan ketiga bagan berbeda nyata. Pengujian dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT).
Hasilnya menunjukkan hasil tangkapan rata-ratanya berbeda. Hasil tangkapan paling rendah didapatkan oleh lampu TL dengan nilai hasil tangkapannya rata-rata 8,37. Adapun lampu HPL 90o 9,83 dan lampu HPL 60o sekitar 10,17, atau mendapatkan nilai rata-rata tertinggi dibandingkan dengan kedua jenis lampu lainnya.
Collections
- MT - Fisheries [2941]