Show simple item record

dc.contributor.advisorJunior, Muhammad Zairin
dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.authorWijaya, Prassetyo Dwi Dhany
dc.date.accessioned2018-01-08T04:41:15Z
dc.date.available2018-01-08T04:41:15Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88611
dc.description.abstractIkan Sinodontis Synodontis eupterus merupakan ikan hias air tawar yang berasal dari sungai Niger, Afrika. Di Indonesia ikan sinodontis banyak dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar, baik lokal maupun ekspor. Akan tetapi, produksi ikan masih terkendala oleh ketersediaan induk jantan di kalangan petani pembudidaya. Jumlah induk ikan jantan hanya dijumpai 5-10% dari total populasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala ini adalah dengan teknik pembentukan kelamin jantan (maskulinisasi). Bahan yang umum digunakan untuk maskulinisasi adalah hormon 17α-metiltestosteron (MT), namun penggunaan MT sudah dibatasi oleh pemerintah karena tidak mudah terurai dalam tubuh, bersifat karsinogenik dan mencemari lingkungan. Hormon steroid alami yang berasal dari tumbuhan, dapat menjadi salah satu alternatif untuk maskulinisasi. Cabe Jawa Piper retrofractum merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh industri obat tradisional di Indonesia dan dapat ditemukan di Jawa, Madura, Bali dan Maluku. Buah cabe Jawa mengandung senyawa kimia turunan steroid, saponin, alkaloid dan tanin dapat berperan sebagai afrodisiak yaitu memberi efek androgenik dan anabolik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak cabe Jawa (ECJ) pada stadia larva melalui dosis dan lama perendaman terhadap maskulinisasi ikan sinodontis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (2×4) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lama waktu perendaman (lima jam dan sepuluh jam) dengan dosis ekstrak cabe Jawa (ECJ) 0.125 mg L-1 (P1) dan 0.250 mg L-1 (P2), dibandingkan dengan kontrol tanpa ECJ maupun MT sebagai kontrol negatif (P0) dan kontrol positif menggunakan 17α-metiltestosteron 2 mg L-1 (MT). Ikan yang digunakan adalah larva ikan sinodontis berumur 10 hari setelah menetas dengan berat rata-rata 0.023 gr ekor-1 dan panjang 0.7 cm, masing-masing ulangan perlakuan sebanyak 100 ekor. Setelah perendaman, larva dipindahkan ke dalam akuarium pemeliharan berukuran 29 x 30 x 30 cm dan diberi pakan naupli artemia sehari empat kali pada pukul 04.00, 11.00, 17.00, dan 22.00 WIB secara at satiation selama satu minggu. Pakan diganti dengan cacing sutra yang diberikan secara ad libitum sampai minggu ke lima, dan dilanjutkan dengan pemberian pakan komersil berbentuk tepung dengan kadar protein 34.27% sampai minggu ke-13. Ikan dipindahkan ke akuarium yang berukuran 50 x 60 x 50 cm dan diberikan pakan komersil berbentuk remah sampai berumur lima bulan. Pakan komersil diberikan sehari tiga kali pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB secara at satiation. Selama penelitian dilakukan penyiponan dan pergantian air sebanyak 10% per hari dan 30% setiap seminggu sekali, dan pada umur tiga bulan dilakukan pergantian air 10% per hari dan 70% setiap seminggu sekali. Sampling pertumbuhan bobot dan panjang total ikan dilakukan setiap dua minggu sekali selama 14 minggu, kelangsungan hidup diamati seminggu setelah perlakuan perendaman dan pada minggu ke-16. Identifikasi jenis kelamin dilakukan pada saat ikan berumur empat bulan dan lima bulan dengan mengambil sampel masing-masing ulangan perlakuan sebanyak 30% dan diidentifikasi menggunakan metode pewarnaan dengan asetokarmin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dengan ECJ pada ikan sinodontis berumur empat bulan menghasilkan 25-40% ikan jantan, 1-2% ikan betina dan lebih dari 60% ikan interseks. Ketika ikan berumur lima bulan, persentase ikan interseks menurun sebesar 20-40%, persentase ikan betina meningkat sebesar 60-62%, dan persentase ikan jantan berkisar pada 20-35% pada perlakuan ECJ dibandingkan dengan kontrol P0 (15%). Dosis ECJ 0.250 mg L-1 meningkatkan persentase kematian sebesar 14-54%. Pertambahan bobot dan panjang tubuh ikan sinodontis lebih tinggi pada perlakuan perendaman selama 10 jam dengan ECJ 0.250 mg L-1. Sebagai kesimpulan, maskulinisasi ikan sinodontis pada stadia larva menggunakan ekstrak cabe Jawa melalui perendaman dengan dosis 0.125 mg L-1 dan 0.250 mg L-1 dapat meningkatkan persentase ikan jantan dua kali lipat dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak cabe Jawa dosis 0.125 mg L-1 menghasilkan kelangsungan hidup 97.67%, tetapi peningkatan dosis dapat menurunkan kelangsungan hidup ikan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcSynodontis Eupterusid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleMaskulinisasi Ikan Sinodontis Synodontis eupterus pada Stadia Larva Menggunakan Ekstrak Cabe Jawa Piper retrofractumid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmaskulinisasiid
dc.subject.keywordlarva sinodontisid
dc.subject.keywordekstrak cabe Jawaid
dc.subject.keyword17α-metiltestosteronid
dc.subject.keywordkelangsungan hidupid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record