Evaluasi Implementasi dan Kelayakan Pengembangan Energi Alternatif Gasifikasi Mini Batu Bara pada UMKM di Yogyakarta
Abstract
kecil, batu bara merupakan bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Batubara (tekMIRA)
fokus pada penelitian teknologi pemanfaatan batu bara di sektor Usaha Mikro dan
Kecil Menengah (UMKM), sehingga ketergantungan terhadap energi fosil bisa
berkurang. Salah satu teknologi batu bara bersih yang dikembangkan adalah
teknologi konversi melalui gasifikasi skala UMKM. Gasifier Mini (GasMin) batu
bara merupakan reaktor skala UMKM yang mengubah batu bara menjadi bahan
bakar gas melalui proses gasifikasi dengan pereaksi udara terbatas dan uap air.
Teknologi gasifikasi batu bara atau biomassa banyak dikenal di industri, khususnya
industri-industri besar. Pada UMKM produk dalam negeri belum dikenal
masyarakat. Puslibang tekMIRA melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan (litbang) gasifier mini (GasMin) dari skala laboratorium sampai
pada pilot project (skala proyek percobaan).
Kajian menggunakan metode survei dan pengamatan langsung di lapangan
dengan metode deskriptif dan analitik dan untuk memperoleh data investasi awal
GasMin batu bara, ada beberapa hal yang memerlukan kajian, yakni biaya
operasional, analisis kelayakan finansial, analisis kelayakan menggunakan
incremental analysis: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period (PP) dan Profitability Index (PI). Data dianalisis dengan tahapan
berikut: (1) analisis perumusan strategi analisis faktor internal dan eksternal, (2)
analisis matriks internal eksternal, (3) analisis Strength, Weakness, Opportunities
and Threats (SWOT) dan (4) analisis Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM). Analisis kebutuhan batu bara untuk analisis incremental dilakukan pada
tiga UMKM, diantaranya: (1) UMKM peleburan aluminium dengan analisis
kebutuhan batu bara dari penggantian solar dan oli bekas pada kapasitas 50 kg/jam;
(2) UMKM penyulingan minyak atsiri dengan analisis kebutuhan batu bara dengan
penggantian biomassa (daun cengkeh, kayu bakar dan tempurung kelapa) pada
kapasitas 30 kg/jam dan (3) UMKM pembuatan tahu dengan analisis kebutuhan
batu bara dengan penggantian serbuk kayu pada kapasitas 10 kg/jam. Setelah
dilakukan analisis incremental, perlu dilakukan analisis kelayakan finansial untuk
mengetahui cashflow dan kelayaan finansial dari UMKM lokasi uji coba alat
GasMin kapasitas 50 kg/jam, 30 kg/jam dan 10 kg/jam untuk memperoleh
investment decision terkait financial decision yang dilakukan. Pada analisis
finansial kelayakan ini, variasi kapasitas GasMin dianalisis berdasarkan lokasi
penempatan alat GasMin yang sudah terpasang di UMKM (Peleburan Aluminium,
Penyulingan Minyak Atsiri dan Pembuatan Tahu).
Penentuan posisi strategi Matriks IE didasarkan pada hasil total nilai
Matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai Matriks EFE pada
sumbu y. Total nilai Matriks IFE 2.581 dan nilai Matriks EFE 2.868. Dengan
demikian posisi pengguna GasMin terletak pada sel V, yaitu jaga dan pertahankan.
Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman kapasitas produksi, baik kuantitas maupun mutu pada UMKM yang
berada pada sel V selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi
dengan menggunakan matriks SWOT.
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan dari beberapa
alternatif strategi yang sudah diformulasikan, maka dipilih strategi yang menjadi
prioritas untuk diterapkan pada kapasitas produksi, baik kuantitas maupun mutu
pada UMKM yang sesuai dengan posisi kapasitas produksi UMKM dalam
mendukung dan menerapkan strategi menjaga dan mempertahankan. Berdasarkan
perhitungan dalam Matriks QSP gabungan, diperoleh hasil strategi yang harus
didahulukan untuk diimplementasikan, yaitu pemanfaatan teknologi energi GasMin
dengan menyesuaikan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman dengan nilai daya
tarik tertinggi diantara alternatif strategi lainnya 7,2. Berdasarkan analisis QSPM
dengan pakar dari Pengguna GasMin, dihasilkan dua strategi yang nilainya sama
(7,0) menjadi strategi prioritas adalah strategi pengembangan kapasitas produksi
dengan kemudahan memperoleh bahan baku batu bara pada UMKM dan strategi
pemanfaatan teknologi energi GasMin dengan menyesuaikan kebutuhan pasar dan
perkembangan zaman. Analisis QSPM dengan pakar dari Distributor, menghasilkan
dua strategi yang nilainya sama (7,0), yaitu strategi penerapan manajemen
perubahan dalam menghadapi dinamika mutu SDM dalam proses penyerapan
teknologi GasMin dan strategi pemanfaatan teknologi energi GasMin dengan
menyesuaikan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman.
Collections
- MT - Professional Master [880]