Kerapatan Vegetasi, Model Arsitektur Akar, Serta Simulasi Hidrodinamika Rhizophora apiculata Bl di Teluk Bone, Sulawesi Selatan.
Abstract
Mangrove adalah satu-satunya ekosistem yang tumbuh dan berkembang di
daerah pesisir, yaitu daerah pertemuan darat dan laut, yang dibentuk oleh interaksi
biota, bentangan alam, aliran air, dan atmosfer lingkungan. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk menganalisis vegetasi hutan mangrove untuk
membuat simulasi dari sistem perakaran Rhizophora apiculata Bl terkait
kemampuannya dalam proses hidrodinamika fluida air laut di Dusun Lompo,
Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kriteria tumbuhan
yang dijadikan model acuan berusia minimum sekitar lima tahun dan memiliki
tinggi minimum sekitar 2 m. Variabel yang diukur adalah tinggi dan diameter
batang utama, panjang dan diameter akar primer, akar sekunder, serta akar tersier.
Parameter dari simulasi adalah kecepatan rata-rata permukaan laut, tekanan dinamis
air laut, serta koefisien seret Teluk Bone dengan menggunakan CFD. Berdasarkan
hasil penelitian, daerah yang memiliki kerapatan padat berada pada kilometer kedua,
sebesar 3 035 individu (10 117 individu/ha), kerapatan sedang berada pada
kilometer pertama, sebesar 1 955 individu (6 517 individu/ha), dan kerapatan jarang
berada pada kilometer ketiga, sebesar 1 024 individu (3 413 individu/ha).
Kecepatan rata-rata air laut yang paling rendah berada pada pola tanam alami
kerapatan padat, sebesar 1.102 m/s, sedangkan yang tertinggi berada pada pola
tanam sejajar kerapatan jarang, sebesar 1.248 m/s. Tekanan dinamis terendah
berada pada pola tanam alami kerapatan padat, sebesar 636.714 Pa, sedangkan yang
tertinggi berada pada pola tanam sejajar kerapatan jarang, sebesar 792.009 Pa.
Koefisien seret yang tertinggi berada pada pola tanam alami kerapatan padat,
sebesar 0.135 (RMSE: 6x10-4), sedangkan yang terendah berada pada pola tanam
sejajar kerapatan jarang, sebesar 0.033 (RMSE: 2x10-4).