Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Eksisting dan Optimasi Penggunaan Lahan Kering Berkelanjutan Dengan Usahatani Tanaman Pangan Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak
Abstract
Kalimantan Barat terdapat lahan kering seluas 1.588.711 ha yang belum dimanfaatkan. Dengan cukup besarnya lahan yang tersedia maka peluang untuk berinvestasi di Subsektor ini masih luas. Apabila potensi tersebut dapat dioptimalkan pemanfaatannya akan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam peningkatan produksi pertanian. Pola usahatani dengan konsep pembangunan pertanian berkelanjutan sangat diperlukan karena memiliki keunggulan teknis, berimplikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah menginventarisasi berbagai macam pola penggunaan lahan kering yang terdapat di daerah penelitian termasuk komoditas yang diusahakan dan pola tanam dan pergiliran tanaman, mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan pada saat ini, menganalisis struktur input dan output serrta tingkat kelayakan usahatani dari berbagai pola pada tujuan 1, menyusun pola optimal penggunaan lahan untuk usahatani tanaman pangan lahan kering. Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisis penggunaan lahan dan pola tanam, mengevaluasi kesesuaian lahannya dengan mencocokkan sifat fisik dan kimia lingkungan dari lahan usahatani yang ada dengan persyaratan tumbuh komoditi yang umum diusahakan oleh petani, dan menghitung tingkat kelayakan usahataninya, serta optimalisasi pola usahatani dengan program linier dengan fungsi tujuan memaksimumkan pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani mengusahakan lahan tegal/ladang dengan dua musim tanam dan tiga pola tanam yaitu monokultur padi, tumpangsari padi-jagung dan tumpang sari padi-ubi kayu., dengan kesesuaian lahannya sesuai marjinal (S3) untuk semua komoditi yang diusahakan. Sedangkan hasil analisis program linier pola tanam optimal menunjukkan hasil bahwa musim tanam satu dan musim tanam dua petani dianjurkan menanam padi. Jika petani menjalankan usahatani dengan pola optimal maka pendapatan yang dihasilkan akan meningkat. Pendapatan petani pertahun pada pola aktual sebesar Rp. 6,8 juta per tahun sedangkan pendapatan bila petani menjalankan dengan pola optimal maka hasil yang akan diperoleh sebesar Rp. 89 milyar per tahun.