dc.description.abstract | Kelor (Moringa oleifera Lam.) merupakan komoditas yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Adanya permintaan kelor yang semakin meningkat perlu
didukung ketersedian benih bermutu. Benih bermutu dipengaruhi oleh daya
berkecambah dan teknologi penyimpanan benih yang tepat. Penelitian ini
bertujuan mempelajari optimasi pengujian daya berkecambah benih kelor dan
untuk mengetahui pengaruh faktor kemasan dan kondisi ruang simpan terhadap
viabilitas dan vigor benih selama penyimpanan. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB dan rumah kaca kebun percobaan
Leuwikopo, IPB Dramaga, pada bulan April-Oktober 2016. Optimasi pengujian
daya berkecambah terdiri atas pengamatan first count dan final count serta
pengaruh perlakuan pemotongan sayap benih dan kemasakan buah terhadap
viabilitas. Hasil pengamatan first count jatuh pada hari ke-10 dan final count pada
hari ke-15 setelah benih ditanam. Pengujian perkecambahan benih dilakukan
dalam keadaan benih bersayap, namun diperlukan sterilisasi menggunakan
natrium hipoklorit (NaClO) sebelum ditanam. Tingkat kemasakan buah hijau
kecoklatan maupun coklat tua sudah bisa dijadikan kriteria panen untuk benih
kelor karena memiliki mutu fisiologis yang sama. Selama periode simpan 6 bulan,
penyimpanan benih kelor dalam kemasan aluminium foil dan plastik pada suhu
AC (17-19 °C) dan suhu kamar (27-29 °C) memberikan hasil KA, viabilitas dan
vigor lebih baik dibandingkan kemasan kertas. Penyimpanan dalam kemasan
aluminium foil memberikan hasil rata-rata KA (7,75%), viabilitas (PTM 86,22%),
dan vigor (KCT 9,58 %KN/etmal) terbaik, sedangkan penyimpanan menggunakan
plastik memberikan hasil rata-rata viabilitas (DB 82,11%), dan vigor (IV 66,83%)
terbaik. Penyimpanan menggunakan suhu AC lebih baik dalam mempertahankan
KA, viabilitas, dan vigor dibandingkan suhu kamar. | id |