Manajemen Kesejahteraan Berang-berang Cakar Kecil (Aonyx cinereus Illiger, 1815) sebagai Satwa Peraga di Lembaga Konservasi.
View/ Open
Date
2017Author
Ar Rasyid, Ulfa Hansri
Masyud, Burhanuddin
Sunkar, Arzyana
Metadata
Show full item recordAbstract
Berang-berang cakar kecil (Aonyx cinereus Illiger, 1815) merupakan salah
satu satwa yang dilindungi di Asia. Berang-berang cakar kecil termasuk satwa
yang sudah lama dijadikan satwa peraga di kebun binatang dan akuarium dunia,
termasuk di Indonesia. Meskipun memiliki sejarah pengelolaan yang panjang di
lembaga konservasi, namun satwa ini masih sulit dipertahankan dalam kondisi
sehat dan informasi mengenai perkembangbiakannya sangat kurang. Pengetahuan
mengenai berang-berang cakar kecil penting untuk meningkatkan kepedulian dan
menghilangkan persepsi negatif terhadap satwaliar ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menilai kesejahteraan, perilaku,
dan persepsi pengunjung terhadap berang-berang cakar kecil. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 di
Kebun Binatang Bandung, Taman Margasatwa Ragunan, dan Gelanggang
Samudra Ancol. Metode penelitian yang digunakan ialah studi literatur,
wawancara, dan observasi. Analisis data berdasarkan kesesuaian pengelolaan dan
penilaian kesejahteraan berdasarkan standar prosedur pengelolaan atau SOP
berang-berang cakar kecil. Ethogram digunakan untuk mengumpulkan data
perilaku satwa dan dihitung dengan frekuensi relatif perilaku. Kuesioner
digunakan untuk menilai 90 responden dan dianalisis secara deskriptif. Chi-
Square digunakan untuk menganalisis pegetahuan pengunjung terhadap satwa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama
pengelolaan kesejahteraan berang-berang cakar kecil di ketiga lokasi yaitu
pengelolaan pakan, pengelolaan kandang, dan pengelolaan kesehatan. Kebun
Binatang Bandung memperoleh nilai terendah pada penilaian kesejahteran berangberang
cakar kecil (45.24%), dibandingkan dengan dua lokasi lainnya yaitu
Taman Margasatwa Ragunan (62.24%) dan Gelanggang Samudra Ancol
(65.90%). Presentase penilaian kesejahteraan satwa di ketiga lokasi masuk dalam
kategori rendah sampai dengan cukup (1 – 3). Terdapat empat aspek yang
membutuhkan tindakan segera untuk perbaikan pengelolaan: bebas dari
ketidaknyamanan lingkungan, bebas dari rasa takut dan tertekan, bebas dari rasa
sakit, penyakit, dan luka, serta bebas berperilaku alami. Istirahat, bermain, dan
merawat tubuh merupakan perilaku tertinggi yang dilakukan satwa baik oleh
individu jantan maupun betina. Perilaku strereotipe tertinggi berada di Taman
Margsatwa Ragunan (19.78%), perilaku yang muncul ialah mengemis, menggigit
kaki dan membenturkan kepala di permukaan kolam air, berputar-putar di titik
yang sama, serta memutar kepala ke belakang. Ketertarikan pengunjung terhadap
peragaan berang-berang cakar kecil masih rendah karena ukuran tubuh satwa dan
kondisi kandang peraga.
Collections
- MT - Forestry [1410]