Jantanisasi ikan nila Oreochromis niloticus menggunakan ekstrak pasak bumi Eurycoma longifolia dan hormon 17α-metiltestosteron
View/ Open
Date
2017Author
Rinaldi
Junior, Muhammad Zairin
Seolistyowati, Dinar Tri
Imron
Metadata
Show full item recordAbstract
Jantanisasi pada ikan nila sangat penting dilakukan untuk mengendalikan reproduksi secara liar dan mengoptimalkan pertumbuhan ikan jantan yang secara seksual dimorfisme lebih tinggi dibandingkan betina. Proses jantanisasi dapat dilakukan dengan menghambat kerja enzim yang mengkatalis perubahan dari androgen menjadi estrogen. Penghambatan aromatase dapat dilakukan dengan pemberian hormon androgen dari bahan alami maupun sintetik. Bahan alami yang dapat digunakan yaitu pasak bumi, sedangkan untuk hormon yang sintetik yaitu 17α-metiltestosteron (MT). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek jantanisasi pada penggunaan ekstrak pasak bumi Eurycoma longifolia dan mengevaluasi penggunaan 17α-metiltestosteron (MT) terhadap nisbah kelamin ikan nila.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua percobaan yaitu ekstrak pasak bumi dan MT dosis rendah. Dosis pasak bumi yang digunakan yaitu 0, 20, 40 dan 60 mg Lˉ¹, sedangkan 17α-MT menggunakan dosis 500 μg Lˉ¹ dengan frekuensi perendaman berbeda yaitu satu kali, dua kali dan tiga kali perendaman lama dengan perendaman delapan jam. Larva yang digunakan berumur sepuluh hari setelah menetas dengan kepadatan 50 ekor 40Lˉ¹ setiap ulangan dengan wadah pemeliharaan berukuran 50cm x 40cm x 30cm. Pasca perlakuan ikan dipelihara selama 60 hari dan dilakukan sampling nisbah kelamin, pertumbuhan, kelangsungan hidup serta pemerikasaan gonad dan kualitas air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jantanisasi pada perlakuan perendaman dengan pasak bumi dosis 60 mg Lˉ¹ menghasilkan jantan 67.44% lebih tinggi dari kontrol (-) dan interseks sebanyak 5.83%. Kelangsungan hidup ikan antara ikan kontrol dengan perlakuan tidak berbeda nyata, begitu juga dengan pertumbuhan tidak berbeda nyata. Pada perlakuan pasak bumi terdapat ikan yang mengalami abnormalitas sebesar 0.27%. Pada penelitian menggunakan 17α-MT dosis 500 μg Lˉ¹ dengan frekuensi perendaman dua kali menghasilkan nisbah kelamin jantan sebanyak 87.04% dan pada perendaman tiga kali mengalami penurunan sebesar 4.63%. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan tidak berbeda nyata antara ikan kontrol dengan ikan perlakuan.
Collections
- MT - Fisheries [3011]