dc.description.abstract | Degradasi lingkungan perairan merupakan salah satu penyebab menurunnya produktifitas lahan, dalam memproduksi berbagai macam hasil budidaya perairan. Degradasi lingkungan mengakibatkan banyaknya lahan yang tidak termanfaatkan secara optimal, dalam menunjang suatu kegiatan pengembangan budidaya perairan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir degradasi lingkungan perairan adalah dengan cara menganalisis kesesuaian dan daya dukung lahan perairan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekologis biofisik perairan seperti suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut (DO), amonia, nitrat, nitrit, dan TOM. Pengembangan budidaya perairan di tambak diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah dari kegiatan pengembangan budidaya perairan di laut, khususnya budidaya ikan kerapu (Famili Serranidae). Perairan pesisir Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang memiliki potensi untuk mengembangkan budidaya perikanan (ikan kerapu) teknik keramba jaring tancap (KJT) di perairan tambak. Komoditas ikan kerapu yang sedang dikembangkan berupa pembesaran kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu batik (Epinephelus polyphekadion).
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian dan daya dukung lahan suatu perairan tambak serta memberikan strategi perbaikan untuk mencapai keberlanjutan kegiatan pengembangan budidaya ikan kerapu di perairan tambak. Metode yang digunakan yaitu analisis kualitas air, analisis kesesuaian lahan, analisis daya dukung lahan, analisis penentuan faktor pembatas, analisis strategi perbaikan parameter kualitas air, dan analisis dampak resiko terhadap lingkungan. Hasil analisis kualitas perairan menunjukkan parameter yang memenuhi baku mutu untuk pengembangan budidaya kerapu adalah suhu, pH, DO, amonia, dan nitrat. Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan lahan tambak di Kecamatan Cilebar termasuk kriteria sangat sesuai sebesar 38,16 ha (17,13%), cukup sesuai sebesar 118,27 ha (53,11%), dan sesuai bersyarat sebesar 66,26 ha (29,75%). Hasil analisis daya dukung lahan menunjukkan lahan tambak dengan luas 156,43 ha sangat sesuai dan cukup sesuai untuk pengembangan budidaya kerapu sistem KJT mampu mengembangkan sebanyak 313 petak tambak (156,43 ha) yang setara dengan 626 unit atau 6.257 kotak keramba. Hasil analisis penentuan faktor pembatas menunjukkan parameter dengan pembatas paling tinggi adalah parameter oksigen terlarut. Hasil analisis dampak resiko terhadap lingkungan menunjukkan beban biomassa ikan kerapu dengan pemanfaatan lahan seluas 156,43 ha dapat menghasilkan limbah sebesar 287,4 kg. | id |