Show simple item record

dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.advisorIrawan, Tony
dc.contributor.authorFeriansyah
dc.date.accessioned2017-08-08T08:11:23Z
dc.date.available2017-08-08T08:11:23Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87763
dc.description.abstractSejak tahun 1970, kawasan Asia-Pasifik merupakan salah satu kawasan yang memiliki derajat liberalisasi keuangan tertinggi jika dibandingkan dengan kawasan geografis lain. Adanya pengaruh positif liberalisasi keuangan dalam menurunkan volatilitas variabel makroekonomi masih menjadi perdebatan baik secara teori dan kajian empiris. Oleh karena itu, adanya kajian empiris mengenai pengaruh liberalisasi keuangan terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan Asia-Pasifik dengan mempertimbangkan arah aliran modal penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pengaruh liberalisasi keuangan terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan Asia-Pasifik, (2) Menganalisis pengaruh arah aliran modal yang bergerak secara berbeda (capital outflows dan capital inflows) terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dalam bentuk data panel dengan time series frekuensi lima tahunan sebanyak 8 periode dari tahun 1976 sampai 2015 dan data cross-section yang terdiri dari 19 negara di kawasan Asia- Pasifik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Generalized Methods of Moment (GMM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan liberalisasi keuangan di kawasan Asia-Pasifik yang diasosiasikan dengan rendahnya volatilitas pertumbuhan variabel makroekonomi hanya dinikmati oleh kelompok developed countries, sementara tidak untuk kelompok developing countries. Hasil lain menunjukkan bahwa tingkat aset eksternal yang tinggi baik secara total, utang dan ekuitas sebagai ukuran dari capital outflows akan diasosiasikan dengan volatilitas variabel makroekonomi yang rendah. Sedangkan, tingkat kewajiban eksternal yang tinggi baik secara total, utang dan ekuitas sebagai ukuran dari capital inflows akan diasosiasikan dengan volatilitas variabel makroekonomi yang tinggi. Adanya efek negatif liberalisasi keuangan terhadap volatilitas makroekonomi pada kelompok developing countries dikarenakan mayoritas kelompok negara tersebut didominasi oleh capital inflows dibandingkan capital outflows. Sehingga, adanya kelebihan aliran capital inflows pada developing countries akan meningkatkan tekanan dan kerentanan terhadap guncangan krisis. Berdasarkan hasil penelitian, otoritas pemerintahan kelompok developing countries di kawasan Asia-Pasifik hendaknya perlu memberikan hambatan yang tepat melalui regulasi dan kebijakan khusus pada pasar keuangan domestik, sehingga efek negatif adanya liberalisasi keuangan terhadap volatilitas variabel makroekonomi dapat diminimalisir. Selain itu pemerintah di negara-negara kawasan Asia-Pasifik perlu menurunkan volatilitas variabel makroekonomi dengan memperhatikan tingkat inflasi dan fluktuasinya, meningkatkan disiplin fiskal, memperkuat kualitas institusi dan pembangunan keuangan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcMacreonomicsid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcAsia Pasifikid
dc.titleVolatilitas Makroekonomi, Liberalisasi Keuangan, dan Arah Aliran Modal di Kawasan Asia-Pasifikid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAliran modalid
dc.subject.keywordAsia-Pasifikid
dc.subject.keywordliberalisasi keuanganid
dc.subject.keywordvolatilitas makroekonomiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record