Volatilitas Makroekonomi, Liberalisasi Keuangan, dan Arah Aliran Modal di Kawasan Asia-Pasifik
Abstract
Sejak tahun 1970, kawasan Asia-Pasifik merupakan salah satu kawasan
yang memiliki derajat liberalisasi keuangan tertinggi jika dibandingkan dengan
kawasan geografis lain. Adanya pengaruh positif liberalisasi keuangan dalam
menurunkan volatilitas variabel makroekonomi masih menjadi perdebatan baik
secara teori dan kajian empiris. Oleh karena itu, adanya kajian empiris mengenai
pengaruh liberalisasi keuangan terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan
Asia-Pasifik dengan mempertimbangkan arah aliran modal penting untuk diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pengaruh liberalisasi keuangan
terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan Asia-Pasifik, (2) Menganalisis
pengaruh arah aliran modal yang bergerak secara berbeda (capital outflows dan
capital inflows) terhadap volatilitas makroekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Data
yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dalam bentuk data panel
dengan time series frekuensi lima tahunan sebanyak 8 periode dari tahun 1976
sampai 2015 dan data cross-section yang terdiri dari 19 negara di kawasan Asia-
Pasifik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Generalized Methods of Moment (GMM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan liberalisasi keuangan di
kawasan Asia-Pasifik yang diasosiasikan dengan rendahnya volatilitas
pertumbuhan variabel makroekonomi hanya dinikmati oleh kelompok developed
countries, sementara tidak untuk kelompok developing countries. Hasil lain
menunjukkan bahwa tingkat aset eksternal yang tinggi baik secara total, utang dan
ekuitas sebagai ukuran dari capital outflows akan diasosiasikan dengan volatilitas
variabel makroekonomi yang rendah. Sedangkan, tingkat kewajiban eksternal
yang tinggi baik secara total, utang dan ekuitas sebagai ukuran dari capital inflows
akan diasosiasikan dengan volatilitas variabel makroekonomi yang tinggi. Adanya
efek negatif liberalisasi keuangan terhadap volatilitas makroekonomi pada
kelompok developing countries dikarenakan mayoritas kelompok negara tersebut
didominasi oleh capital inflows dibandingkan capital outflows. Sehingga, adanya
kelebihan aliran capital inflows pada developing countries akan meningkatkan
tekanan dan kerentanan terhadap guncangan krisis. Berdasarkan hasil penelitian,
otoritas pemerintahan kelompok developing countries di kawasan Asia-Pasifik
hendaknya perlu memberikan hambatan yang tepat melalui regulasi dan kebijakan
khusus pada pasar keuangan domestik, sehingga efek negatif adanya liberalisasi
keuangan terhadap volatilitas variabel makroekonomi dapat diminimalisir. Selain
itu pemerintah di negara-negara kawasan Asia-Pasifik perlu menurunkan
volatilitas variabel makroekonomi dengan memperhatikan tingkat inflasi dan
fluktuasinya, meningkatkan disiplin fiskal, memperkuat kualitas institusi dan
pembangunan keuangan.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]