Disparitas Pembangunan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Abstract
Provinsi Nusa Tenggara Timur membuat kebijakan spasial membagi
wilayah menjadi tiga wilayah pengembangan (WP) yaitu WP Pulau Timor, WP
Pulau Flores dan WP Pulau Sumba. Kebijakan spasial tersebut tercantum pada
rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Melalui
wilayah pengembangan diharapkan dapat mewujudkan keseimbangan tingkat
pertumbuhan antar wilayah dalam provinsi. Pada kenyataannya disparitas
pembangunan masih terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana terjadi
dominasi sektor primer dan Kota Kupang dalam pertumbuhan ekonomi wilayah
provinsi.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan wilayah pengembangannya, (2) menganalisis
disparitas pembangunan antar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, (3)
identifikasi pengaruh pertumbuhan lapangan usaha terhadap disparitas
pembangunan antar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, (4) hirarki
perkembangan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan (5) analisis dominasi
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur . Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis deskriptif untuk pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Indeks Williamson dan Indeks Theil digunakan untuk
menghitung disparitas pembangunan wilayah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
disparitas pembangunan wilayah menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hirarki wilayah diidentifikasi dengan menggunakan analisis skalogram. Dominasi
pusat wilayah pengembangan dengan wilayah penunjangnya diukur dengan
menggunakan indeks dominasi.
Hasil penelitian menunjukkan (1) laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Nusa Tenggara Timur mengalami pelambatan dari tahun 2011 hingga tahun 2015,
dimana terjadi disparitas ekonomi akibat tingginya nilai PDRB WP Pulau Timor
dibandingkan dengan WP lainnya; (2) disparitas pembangunan wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timur mengalami kecenderungan peningkatan dari tahun 2011
hingga tahun 2015. Disparitas didalam wilayah pengembangan selalu lebih tinggi
dibandingkan dengan disparitas antar wilayah pengembangan; (3) sektor yang
berpengaruh untuk meningkatkan disparitas adalah sektor administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor transportasi dan
pergudangan serta sektor informasi dan komunikasi. Sektor yang berpengaruh
untuk menurunkan disparitas adalah sektor konstruksi, sektor perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan motor serta sektor industri pengolahan; (4) Kota
Kupang sebagai pusat pengembangan WP Pulau Timor dan ibukota provinsi
merupakan wilayah dengan nilai hirarki wilayah tertinggi baik dengan pembagi
jumlah penduduk maupun luas wilayah dibandingkan dengan kabupaten lain; dan
(5) Dominasi Kota Kupang dan Kabupaten Belu meningkat dibandingkan dengan
wilayah penunjangnya sedangkan pusat pengembangan lainnya mengalami
penurunan dominansi.
Collections
- MT - Agriculture [3684]