Show simple item record

dc.contributor.advisorWiyono, Eko Sri
dc.contributor.advisorNurani, Tri Wiji
dc.contributor.advisorWiryawan, Budy
dc.contributor.advisorBaskoro, Mulyono Sumitro
dc.contributor.authorPangesti, Triono Probo
dc.date.accessioned2017-07-17T07:14:37Z
dc.date.available2017-07-17T07:14:37Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87487
dc.description.abstractCilacap adalah salah satu sentra perikanan di Indonesia. Perikanan tangkap di Cilacap telah berkembang pesat dengan berbagai komoditas utama dan salah satunya adalah udang. Hasil tangkapan udang, terutama adalah jenis udang penaeid dan udang krosok. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring tiga lapis atau trammel net. Nelayan dan para pelaku usaha perikanan udang di Cilacap sangat mengharapkan usaha perikanan udang tetap berlangsung dan menguntungkan. Pada saat ini, kondisi pengelolaan perikanan udang dirasakan belum optimal dan terkesan berjalan apa adanya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan merugikan nelayan dan para pelaku usaha. Untuk itu dibutuhkan upaya positif yang serius dari seluruh pihak terkait dengan pengelolaan perikanan udang. Seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengan pengelolaan perikanan udang diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap keberlangsungan usaha perikanan ini. Permasalahan pokok perikanan udang di Cilacap adalah tidak optimalnya pengelolaan perikanan udang, diduga disebabkan karena kondisi stok udang yang makin menurun, ketidakpastian area wilayah penangkapan udang dan ketidakpastian musim penangkapan udang. Maka perlu diformulasikan suatu strategi pengelolaan yang tepat agar terwujud keberlangsungan perikanan udang. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan perikanan udang. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis status stok sumber daya udang, penentuan daerah penangkapan udang, penentuan musim udang dan musim penangkapan udang, serta perumusan strategi pengelolaan perikanan udang. Produksi udang pada periode waktu 2003-2013 rata-rata adalah 1.224 ton per tahun. Produksi terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 415 ton dan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 2.573 ton. Nilai hasil tangkapan udang maksimum lestari (hmsy) sebesar 1.227 ton per tahun dan nilai upaya penangkapan udang maksimum lestari (Emsy) sebesar 19.011 trip per tahun. Nilai hasil tangkapan udang maksimum ekonomi lestari (hmey) sebesar 1.222 ton per tahun dan nilai upaya penangkapan udang maksimum ekonomi lestari (Emey) sebesar 17.847 trip per tahun. Pemanfaatan stok udang pada tahun 2003-2011 masih berada di bawah kondisi tingkat kelestarian sumber daya, sedangkan pada tahun 2012-2013 telah melampaui tingkat kelestarian sumber daya. Hasil tangkapan udang tahun 2011 masih di bawah kondisi tingkat kelestarian sumber daya, namun telah melampaui jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB). Mengacu pada jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) atau Total Allowable Catch (TAC) adalah 80% dari MSY maka nilainya adalah sebesar 982 ton per tahun. Hasil tangkapan rata-rata pada tahun 2012-2013 telah jauh melampaui produksi lestari. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi penangkapan udang berpotensi tidak berkelanjutan jika kondisi seperti dua tahun terakhir dibiarkan terus terjadi. vii Status stok sumber daya udang terkini sudah mengalami overfishing (biological dan economical overfishing). Jika mengacu kepada perhitungan MSY, hasil produksi sebesar 1.227.020 kg diperoleh dari effort sebesar 19.011 trip dan mengacu perhitungan MEY, hasil produksi sebesar 1.222.419 kg diperoleh dari effort sebesar 17.847 trip. Akan lebih baik lagi jika dapat memenuhi batasan JTB (TAC) 80% MSY yaitu sebesar 981.616 kg. Peta area penangkapan udang merupakan dugaan daerah penangkapan udang. Peta ini memberikan informasi posisi geografis untuk dilakukannya operasi penangkapan udang, sehingga nelayan akan dengan mudah menemukan lokasi operasi penangkapan. Hal ini bisa menghemat biaya bahan bakar, biaya bahan konsumsi dan waktu operasi penangkapan. Area penangkapan udang berada pada dua lokasi yaitu: 1) Area Teluk Penyu yaitu sekitar muara Sungai Serayu dan Sungai Tipar dengan jarak dari pantai sekitar 1,46 km sampai dengan sekitar 11,72 km. Posisi area mulai pada muara Sungai Serayu sampai dengan sebelah selatan wilayah Gunung Srandil. Namun karena sekitar muara Sungai Serayu pada saat ini merupakan alur pelayaran PLTU Cilacap maka area penangkapan bergeser ke arah timur yaitu mulai di sekitar muara Sungai Tipar; 2) Area Pulau Nusakambangan yaitu di sebelah selatan sepanjang Pulau Nusakambangan dengan jarak dari pantai sekitar 1,75 km sampai dengan sekitar 4,87. Pola musim penangkapan udang di Cilacap terjadi pada bulan Juli sampai dengan November setiap tahunnya, sehingga masa panen udang terjadi pada bulan Juli sampai dengan November. Pada rentang waktu tersebut ditandai dengan tinggi gelombang laut dan curah hujan yang relatif rendah. Beberapa strategi pengelolaan perikanan udang yang bisa diterapkan berdasarkan analisis SWOT yaitu: (1) Pengaturan dan penetapan musim udang dan musim operasi penangkapan udang; (2) Penutupan daerah tangkapan udang diluar musim panen udang; (3) Pengaturan dan penyuluhan perubahan target tangkapan dari udang menjadi ikan pada saat tidak musim panen udang; (4) Penghentian sementara (moratorium) penangkapan udang selama satu tahun untuk pemulihan stok sumber daya udang; (5) Pengembangan armada perikanan dengan alat tangkap ganda yaitu alat tangkap ikan dan udang; (6) Bantuan modal kepada nelayan untuk peningkatan kapasitas armada kapal udang sehingga dapat mencapai wilayah perairan yang lebih jauh dan tidak lagi one day fishing; (7) Penyusunan peraturan daerah untuk perlindungan habitat udang, terutama kawasan pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) udang; (8) Penyusunan peraturan daerah untuk pengaturan jumlah kapal dan alat tangkap yang boleh beroperasi; (9) Optimalisasi pencegahan pencemaran lingkungan perairan terutama pada kawasan yang merupakan habitat udang; dan (10) Optimalisasi pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pelaku pencemaran lingkungan terutama di kawasan pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) udang serta terhadap seluruh aktifvitas perikanan illegal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFishingid
dc.titleStrategi pengelolaan perikanan Udang di kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengahid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddaerah penangkapan udangid
dc.subject.keywordmusim penangkapanid
dc.subject.keywordperikanan udangid
dc.subject.keywordstok sumber dayaid
dc.subject.keywordstrategi pengelolaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record