Analisis daerah penangkapan ikan dan teknologi penangkapan ikan di Kecamatan Enggano, Bengkulu Utara
View/ Open
Date
2017Author
Wulandari, Ully
Simbolon, Domu
Wahju, Ronny I
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian Analisis Daerah Penangkapan Ikan Dan Teknologi Penangkapan
Ikan di Kecamatan Enggano, Bengkulu Utara telah dilakukan pada bulan Juli-
September 2016. Penelitian ini dilakukan di Desa Kahyapu yang merupakan sentra
produksi perikanan terbesar di Pulau Enggano. Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk: (1) memetakan informasi sumberdaya perikanan Pulau Enggano, (2)
menentukan zona potensial penangkapan ikan di Perairan Enggano, (3) menentukan
karakteristik teknologi penangkapan ikan tepat guna di Perairan Pulau Enggano.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan secara survey dan
wawancara terhadap masing-masing dua anak buah kapal (ABK) gillnet dan rawai
dari 14 kapal sampel yang ditentukan secara purposive sampling. Analisis yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah analisis skoring, analisis spasial
dan Multiple Criteria Analysis (MCA) dengan meninjau aspek biologi, aspek
teknis, aspek sosial dan aspek finansial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi sumberdaya perikanan di
Pulau Enggano berupa: (1) sebagian terumbu karang yang tersebar di kawasan
Pulau Dua, Teluk Kiowa, Teluk Labuho, Tanjung Labuho, dan Pulau Satu telah
mengalami kerusakan, (2) terdapat kearifan lokal untuk menjaga dan melindungi
ekosistem mangrove di Pulau Enggano sehingga kondisinya masih sangat alami dan
terjaga, (3) padang lamun di Perairan Desa Kahyapu adalah padang lamun terluas
di Pulau Enggano, (4) nelayan lokal di Desa Kahyapu, menggunakan alat tangkap
gillnet dan rawai dengan ukuran kapal 1GT, (5) jumlah ABK untuk alat tangkap
rawai adalah 2-3 orang dan untuk alat tangkap gillnet adalah 2 orang (6) ikan yang
dominan tertangkap dengan rawai adalah lencam (Lethrinus nebulosus), kuwe
(Caranx ignobilis), kakap sirip kuning (Lutjanus rivulatus), dan kuwe sirip biru
(Caranx melampygus), sedangkan tangkapan gillnet yang dominan adalah baronang
susu (Siganus canaliculatus), belanak (Crenimugil crenilabis), baronang batik
(Siganus vermilucatus).
Dari 6 daerah penangkapan ikan (DPI) yang diamati di Perairan Enggano,
zona potensial penangkapan ikan (ZPPI) gillnet adalah di Teluk Kiowa dan Tanjung
Kahoabi, sedangkan zona potensial penangkapan ikan (ZPPI) rawai adalah di Pulau
Dua, Teluk Labuho, Pulau Satu dan Tanjung Labuho. Dari kedua alat tangkap yang
diamati dari aspek biologi, teknis, sosial dan finansial, alat tangkap rawai
merupakan alat tangkap yang memiliki urutan prioritas utama bila dibandingkan
dengan gillnet. Namun kedua alat tangkap ini masih dapat dikembangkan di
perairan Pulau Enggano sesuai dengan urutan prioritasnya.
Collections
- MT - Fisheries [3011]