Show simple item record

dc.contributor.advisorBurhannudin
dc.contributor.advisorPriatna, Wahyu Budi
dc.contributor.authorNovanda, Ridha Rizki
dc.date.accessioned2017-07-04T02:45:38Z
dc.date.available2017-07-04T02:45:38Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87436
dc.description.abstractSektor pertanian Indonesia di dominasi oleh sumber daya manusia berusia lanjut dan memiliki produktifitas rendah. Rendahnya ketertarikan generasi muda mengembangkan sektor pertanian karena membutuhkan modal yang besar. Sarjana lulusan pertanian lebih tertarik berkarir di sektor non pertanian dibandingkan sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi krisis generasi muda di sektor pertanian dan dibutuhkan agripreneur muda. Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengatasi fenomena ini dengan memberikan dana bantuan wirausaha kepada pemuda. Program tersebut merupakan Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) dengan tujuan menjawab permasalahan permodalan. Tujuan utama PWMP pada tahun 2016 ialah mencetak wirausaha muda pertanian. Untuk mewujudkannya diperlukan intensi yang tinggi dari peserta PWMP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik wirausaha dari peserta PWMP, serta menganalisisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intensi wirausaha muda PWMP terhadap sektor pertanian. Analisis data dilakukan menggunakaan analisis deskriptif dan metode Stuctural Equation Model. Penelitian dilakukan pada bulan September-November 2016 di Kota bogor, Kota Bandung, dan Kota Lampung. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari kuisioner dengan sampel sebanyak 189 orang. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab bahwa attitude the behavior dalam kategori tinggi meliputi variabel menghargai waktu, berani mengambil risiko, jujur, percaya diri. Sementara aspek inovatif, mandiri, dan kepemimpinan berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian pada subjective norm menunjukkan keseluruhan variabel dijawab dengan kategori tinggi. Berbeda dengan perceived behavior control, variabel akses kelembagaan, kebosanan, dan kerumitan usaha masuk dalam kategori sedang. Sementara aspek negosiasi masuk kedalam kategori tinggi. Hasil analisis menggunakan stuctural equation model menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi intensi wirausaha pada sektor pertanian ialah subjective norm atau faktor eksternal dengan t-hitung sebesar 3.01. Sementara faktor attitude toward the behavior dengan t-hitung sebesar -0.74 dan perceived behavioral control dengan t-hitung sebesar 0.36 tidak berpengaruh terhadap intensi wirausaha pada sektor pertanianid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinesid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor Jawa Baratid
dc.titleIntensi Wirausaha Sektor Pertanian pada Generasi Muda (Studi Kasus Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIntensiid
dc.subject.keywordattitude toward the behaviorid
dc.subject.keywordsubjektif normid
dc.subject.keywordperceived behavior controlid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record