Indeks Standar Pencemar Udara Akibat Pembakaran Biomassa Dari Vegetasi Brachiaria Humidicola, Imperata Cylindrica, Dan Semak
Abstract
Kebakaran biomassa akibat pembukaan lahan terjadi di Indonesia setiap musim kemarau. Pembakaran biomassa menghasilkan emisi yang cukup besar berupa gas dan dapat dinilai dengan indeks standar pencemar udara (ISPU). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah suhu udara ambien tertinggi di Indonesia dapat menyebabkan kebakaran vegetasi Brachiaria humidicola (BH), Imperata cylindrica (IC), dan semak, menganalisis kualitas udara ambien yang terkontaminasi asap akibat simulasi pembakaran biomassa dan menghitung nilai ISPU yang dihasilkan dari konsentrasi polutan asap pada udara ambien. Secara umum dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu udara ambien tertinggi di Indonesia tidak menyebabkan terbakarnya bahan uji sehingga suhu tersebut bukan merupakan faktor utama terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Brachiaria humidicola memiliki kadar air terkecil (7.5%) sehingga lebih cepat memanas dibandingkan vegetasi lain. Semak yang memiliki kadar air tertinggi (14%) pada awal pembakaran mengakibatkan suhu ambien menjadi 64C dan suhu meningkat menjadi 114.1C. Polutan yang mendominasi dalam penelitian ini adalah NO2 dan CO. Secara umum hasil penelitian menunjukkan nilai konsentrasi berada di bawah baku mutu sesuai PP 41/1999 kecuali konsentrasi CO pada semak (47898 μg/m3). Berdasarkan batas ISPU pada KEP-107/KABAPEDAL/11/1997, dihasilkan nilai ISPU tertinggi untuk parameter CO terdapat pada semak yakni 500.