View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Agriculture
      • UT - Agronomy and Horticulture
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Agriculture
      • UT - Agronomy and Horticulture
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Induksi Mutasi Fisik pada Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Iradiasi Sinar Gamma.

      Thumbnail
      View/Open
      Full text (2.261Mb)
      Date
      2016
      Author
      Mikrom, Nur Asmaranda
      Aisyah, Syarifah Iis
      Darusman, Latifah K.
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Temulawak merupakan salah satu jenis temu-temuan yang berasal dari Indonesia yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku untuk obat tradisional. Komponen aktif yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah xanthorrhizol. Khasiat xanthorrhizol dalam temulawak dapat membantu menghambat penggumpalan darah, dan dapat menurunkan kolesterol yang berpengaruh terhadap penggumpalan darah. Temulawak juga memiliki efek farmakologi zat aktif, salah satunya adalah germakron yang memiliki efek anti inflamasi dan menghambat edema (pembengkakan akibat retensi air yang berlebih pada jaringan tubuh). Keterbatasan keragaman temulawak di Indonesia menyebabkan rendahnya ketersediaan simplisia yang mempunyai kandungan xanthorrhizol sesuai standar pasar. Hal ini juga berimbas pada rendahnya keragaman genetik temulawak sebagai bahan seleksi pada pemuliaan konvensional sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mencari dosis LD50 (Lethal Dose 50) serta meningkatkan keragaan tanaman temulawak akibat induksi mutasi fisik dengan sinar gamma yang berasal dari radioisotop Co-60 (Cobalt-60). Metode iradiasi yang dilakukan adalah iradiasi tunggal (acute irradiation) menggunakan Iradiator Panorama Serbaguna (IRPASENA) milik BATAN dengan 11 taraf dosis yang berbeda yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 Gy. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor (dosis radiasi). Tanaman yang telah diradiasi dibudidayakan secara in vivo. Pengamatan pertumbuhan temulawak dilakukan pada karakter vegetatif secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini, mendapatkan LD50 temulawak pada dosis 69.08 Gy. Iradiasi dengan sinar gamma mengakibatkan perlambatan pertumbuhan temulawak hingga 16 minggu setelah iradiasi (MSI). Perubahan morfologi yang terjadi berupa perubahan bentuk dan diameter pada pangkal batang terjadi pada dosis 60 Gy dan 70 Gy. Perubahan bentuk daun terjadi mulai dosis 50 Gy. Pertumbuhan tanaman kerdil terjadi mulai dosis 50 Gy, dan tanaman 70 Gy tak menghasilkan rimpang. Tanaman perlakuan 80, 90, dan 100 Gy tidak dapat bertunas dengan baik dan mati pada umur 14 minggu setelah iradiasi.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/86839
      Collections
      • UT - Agronomy and Horticulture [7617]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository