dc.description.abstract | Kebutuhan akan bawang merah sangat tinggi bahkan terus meningkat setiap
tahunnya. Produksi bawang merah biasanya dilakukan secara vegetatif
menggunakan benih umbi, akan tetapi benih umbi seringkali membawa penyakit
sehingga produktivitas menurun, oleh karena itu pemerintah menggalakkan
penggunaan biji botani bawang merah atau true shallot seed (TSS) sebagai bahan
tanam. Penggunaan TSS sebagai bahan tanam dapat dilakukan melalui
pembentukan umbi mini, TSS tanam langsung atau melalui persemaian kemudian
pindah tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
produktivitas dari masing - masing bahan tanam yaitu dengan menggunakan benih
umbi, umbi mini, TSS tanam langsung dan TSS semai. Penelitian ini dilaksanakan
di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Dramaga dan Laboratorium Penyimpanan
dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB pada
bulan November 2015 hingga April 2016. Rancangan yang digunakan adalah
rancangan acak lengkap satu faktor dengan empat ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif bawang merah asal umbi mini lebih
tinggi daripada asal benih umbi, TSS tanam langsung serta TSS semai. Panen
bawang merah asal benih umbi dan umbi mini dilakukan pada 72 HST, TSS
tanam langsung pada 112 HST dan TSS semai pada 121 HST. Benih umbi dan
umbi mini menghasilkan 282 umbi dan 280 umbi per petak dengan bobot umbi
kering per rumpun 16,61 g dan 20,90 g, TSS tanam langsung dan TSS semai
menghasilkan umbi masing-masing sebanyak 11,5 umbi dan 37,7 umbi dengan
bobot umbi kering per rumpun 4,88 g dan 4,45 g. | id |