dc.description.abstract | Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan
masyarakat Indonesia. Namun produksi kedelai nasional hanya mampu memenuhi
60 % kebutuhan nasional. Rendahnya produktivitas dan menurunnya luas panen
merupakan salah satu faktor yang membuat kebutuhan kedelai tidak bisa dipenuhi.
Penggunaan lahan suboptimal merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan. Lahan pasang surut merupakan lahan suboptimal yang cocok untuk
budidaya kedelai. Kendala pada lahan pasang surut dapat diatasi dengan teknik
budidaya jenuh air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga September
2015 di Desa Muliasari, Banyuasin, Sumatra Selatan. Penelitian ini menggunakan
lahan pasang surut tipe B. Rancangan percobaan yang digunakan adalah split-plot
dua faktor. Perlakuan pengolahan tanah meliputi bedengan 2 m tanpa olah tanah
(L1), lebar bedeng 2 m dengan olah tanah (L2), lebar bedeng 4 m tanpa olah tanah
(L3), dan lebar bedeng 4 m dengan olah tanah (L4). Perlakuan pengendalian gulma
meliputi tanpa pengendalian (C0), pengendalian manual (C1), pengendalian gulma
dengan herbisida sistemik berbahan aktif Glyfosat 3 minggu sebelum tanam +
herbisida kontak berbahan aktif paraquat 1 minggu sebelum tanam (C2). Hasil
penelitan ini menunjukkan bahwa perlakuan lebar bedeng 2 m dan 4 m dengan olah
tanah (L2 dan L4) menunjukkan pertumbuhan kedelai yang lebih baik.
Produktivitas tertinggi terdapat pada perlakuan lebar bedeng 4 m dengan olah tanah
yakni sebesar 3,23 ton ha-1. Perlakuan pengendalian manual menunjukkan hasil
pertumbuhan kedelai yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya, yakni
sebesar 3,22 ton ha-1. Namun produktivitas pada perlakuan pengendalian manual
tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengendalian dengan herbisida sistemik
berbahan aktif glyfosat 3 minggu sebelum tanam + herbisida kontak berbahan aktif
paraquat 1 minggu sebelum tanam. | id |