Prospek Usahatani Jamur Tiram Putih (Studi kasus: Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur)
Abstract
Jamur merupakan salah satu komoditas tanaman sayuran di Indonesia yang
memiliki rata-rata laju pertumbuhan yang besar per tahunnya. Hal tersebut
mengindikasikan jumlah permintaan akan jamur terus meningkat. Salah satu jenis
jamur tiram yang mudah untuk dikembangkan dan memiliki pasar yang bagus
adalah jamur tiram putih. Kecamatan Pacet merupakan daerah penghasil jamur
terbesar di Kabupaten Cianjur (Badan Pusat Statistik Cianjur, 2012). Salah satu
daerah penghasil jamur yang masih berkembang di Kecamatan Pacet adalah Desa
Ciputri. Usahatani jamur tiram di Desa Ciputri mulai berkembang pada tahun 2010
sehingga sampai penelitian ini dilakukan, semakin banyak jumlah usahatani jamur
tiram di Desa Ciputri. Meningkatnya jumlah pengusaha jamur tiram putih
dikarenakan masih tingginya permintaan pasar sedangkan penawaran belum
mencukupi permintaan pasar. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis
finansial, ekonomi, dan sensitifitas untuk melihat prospek usahatani jamur tiram
putih. Pada analisis finansial dan ekonomi digunakan juga perhitungan kelayakan
usaha meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net Beneftcost
ratio, dan PP (Payback Period). Dalam analisis sensitifitas menggukanan
skenario penurunan produktifitas baglog dari angka normal 0,3kg/baglog menjadi
0,28kg/baglog permusim dan penurunan harga jual jamur sebesar Rp 500/kg.
Terdapat dua jenis petani jamur tiram yang akan dianalisis pada penelitian ini yaitu
tidak terintegrasi (produksi jamur) dan terintegrasi vertikal (produksi jamur dan
baglog). Hasil analisis yang dilakukan pada usahatani jamur tiram tidak terintegrasi
dan terintegrasi vertikal dikatakan layak secara finansial dan ekonomi, apabila
diberlakukan dua skenario dalam analisis sensitifitas.