Show simple item record

dc.contributor.advisorDiniah
dc.contributor.advisorIskandar, Budhi Hascaryo
dc.contributor.authorMainnah, Muth
dc.date.accessioned2017-05-18T07:28:22Z
dc.date.available2017-05-18T07:28:22Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85326
dc.description.abstractPenggunaan serat daun nanas merupakan langkah pengembangan material alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Penentuan kekuatan material alat penangkapan ikan antara lain dilakukan dengan uji kekuatan putus. Nilai kekuatan putus berkaitan dengan sifat fisik bahan uji yang mengarah pada struktur material itu sendiri. Serat alami, termasuk serat daun nanas, diketahui lebih mudah rusak dibandingkan dengan serat sintesis, sehingga diperlukan bahan penguat untuk memperpanjang masa pakainya. Bahan penguat yang bersifat biodegradable antara lain kitosan. Kitosan mudah diperoleh dan berasal dari limbah perikanan. Penelitian ini mengamati sifat fisik dan sifat mekanik tali daun nanas dengan bahan penguat kitosan. Penelitian ini dilakukan terhadap serat daun nanas varietas cayanne dan queen yang dikenal dengan nama latin Ananas sp. Dua faktor percobaan dalam penelitian ini adalah konsentrasi kitosan 1%, 1,5% dan 2% serta lama perendaman dalam kitosan 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Panjang serat daun nanas setelah dipilin adalah 25 cm dengan diameter 0,50 – 0,54 cm. Ukuran panjang serat uji setelah dan sebelum diberi kitosan adalah tetap, sedangkan diameternya berselisih rata–rata 0,05 μm dari serat daun nanas tanpa kitosan. Komposisi pengawet kitosan dan perlakuan terbaik untuk serat daun nanas yang dihasilkan pada penelitian pendahuluan, dilanjutkan dengan mengamati sifat fisik dan mekanik seratnya. Sifat fisik dan mekanik serat terdiri dari serat daun nanas kering dan serat daun nanas yang direndam dalam air laut selama 4 hari berturut–turut. Contoh uji yang digunakan tiap tahap pengujian masing–masing terdiri dari dua perlakuan, yaitu serat daun nanas tanpa kitosan dan yang berkitosan. Bahan uji yang digunakan adalah tali daun nanas yang dipilin dari 60 helai serat daun nanas. Kadar air tali serat daun nanas pada pengujian tahap awal menghasilkan nilai rata-rata sebesar 14,9149 % dengan berat jenis sebesar 0,8822 g/cm3. Hasil terbaik dari uji kekuatan putus serat daun nanas dengan pencelupan dalam kitosan 1% selama 45 menit dengan nilai kekuatan putus sebesar 183,7497 kgf/cm2. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa lama perendaman serat di dalam kitosan berpengaruh terhadap kekuatan putus serat daun nanas. Material untuk alat penangkapan ikan harus tahan terhadap perendaman dalam air. Kekuatan putus rata-rata tali daun nanas berkitosan lebih besar dibandingkan kekuatan putus tali daun nanas tanpa kitosan (172,0734 > 152,4089 kgf/cm2), selisih kekuatan putus keduanya adalah 19,6645 kgf/cm2 atau sekitar 6%. Nilai kemuluran yang dihasilkan yaitu 3,11 cm untuk tali daun nanas berkitosan dan 3,60 cm untuk tali daun nanas tanpa kitosan. Kadar air dan berat jenis rata-rata tali daun nanas berkitosan lebih besar dibandingkan tali daun nanas tanpa kitosan. Hasil uji menggunakan rancangan acak lengkap menghasilkan nilai 0,722 > 0,05 untuk kadar air dan 0,738 > 0,05 untuk berat jenis. Artinya, pemberian kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air dan berat jenis tali daun nanas. Kadar air rata-rata tali daun nanas pada perendaman air laut berkisar antara 134,2857 – 289,6552 % untuk yang diberi pengawet kitosan dan 145,4545 – 6 248,7805 % untuk tali uji tanpa kitosan. Berat jenis rata-rata tali daun nanas berkisar antara 0,2235 – 0,4231 g/cm3 untuk yang diberi pengawet kitosan dan 0,2235 – 0,4268 g/cm3 untuk tali daun nanas tanpa kitosan. Peningkatan nilai kadar air memberikan pengaruh pada nilai kekuatan putus serat uji, karena tingginya kandungan air pada tali daun nanas diduga dapat mempercepat tumbuhnya bakteri, sehingga menyebabkan terjadinya pembusukan. Selain itu, nilai berat jenis suatu material perlu diketahui, karena akan berpengaruh terhadap performa alat penangkapan ikan ketika dioperasikan. Analisis tersebut penting dalam menentukan material alat penangkapan ikan. Berdasarkan nilai berat jenis serat daun nanas yang diperoleh dalam penelitian ini, maka serat ini cenderung mengapung di dalam air tawar dan air laut (0,9178 < 1,00 g/cm3 dan 1,025 g/cm3). Kekuatan putus dan kemuluran tali serat nanas kontrol menurun (186,8659 kgf/cm2) setelah direndam selama 4 hari, sedangkan kekuatan putus tali serat nanas berkitosan (269,6212 kgf/cm2) dan kemulurannya mulai menurun setelah direndam selama 3 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan serat daun nanas bertahan dalam perendaman air laut selama 3 – 4 hari berturut–turut. Jika lewat dari 4 hari maka akan mulai terjadi penurunan kekuatan, artinya pada serat daun nanas mulai terjadi kerusakan. Kerusakan yang terjadi dapat dianggap bahwa sudah mulai terjadi degradasi pada tali daun nanas saat perendaman dalam air laut. Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan mekanik yang telah dilakukan, tali daun nanas dapat dijadikan material alat penangkapan ikan. Penggunaan serat daun nanas berkitosan sebagai pengganti material alat penangkapan ikan sintesis diharapkan dapat memberikan dampak baik terhadap lingkungan, yaitu mengurangi penggunaan berbagai macam material sintesis yang membutuhkan waktu lama untuk terurai di alam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFishingid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKab. Subang, Jawa Baratid
dc.titleSifat Fisik dan Mekanik Kombinasi Serat Daun Nanas (Ananas sp.) dan Kitosan untuk Material Alat Penangkapan Ikanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordberat jenisid
dc.subject.keywordkadar airid
dc.subject.keywordkekuatan putusid
dc.subject.keywordkemuluranid
dc.subject.keywordkitosanid
dc.subject.keywordserat daun nanasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record