dc.description.abstract | Penggunaan serat daun nanas merupakan langkah pengembangan material alat
penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Penentuan kekuatan material alat
penangkapan ikan antara lain dilakukan dengan uji kekuatan putus. Nilai kekuatan
putus berkaitan dengan sifat fisik bahan uji yang mengarah pada struktur material
itu sendiri. Serat alami, termasuk serat daun nanas, diketahui lebih mudah rusak
dibandingkan dengan serat sintesis, sehingga diperlukan bahan penguat untuk
memperpanjang masa pakainya. Bahan penguat yang bersifat biodegradable antara
lain kitosan. Kitosan mudah diperoleh dan berasal dari limbah perikanan. Penelitian
ini mengamati sifat fisik dan sifat mekanik tali daun nanas dengan bahan penguat
kitosan.
Penelitian ini dilakukan terhadap serat daun nanas varietas cayanne dan queen
yang dikenal dengan nama latin Ananas sp. Dua faktor percobaan dalam penelitian
ini adalah konsentrasi kitosan 1%, 1,5% dan 2% serta lama perendaman dalam
kitosan 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Panjang serat daun nanas setelah dipilin
adalah 25 cm dengan diameter 0,50 – 0,54 cm. Ukuran panjang serat uji setelah dan
sebelum diberi kitosan adalah tetap, sedangkan diameternya berselisih rata–rata
0,05 μm dari serat daun nanas tanpa kitosan. Komposisi pengawet kitosan dan
perlakuan terbaik untuk serat daun nanas yang dihasilkan pada penelitian
pendahuluan, dilanjutkan dengan mengamati sifat fisik dan mekanik seratnya. Sifat
fisik dan mekanik serat terdiri dari serat daun nanas kering dan serat daun nanas
yang direndam dalam air laut selama 4 hari berturut–turut. Contoh uji yang
digunakan tiap tahap pengujian masing–masing terdiri dari dua perlakuan, yaitu
serat daun nanas tanpa kitosan dan yang berkitosan. Bahan uji yang digunakan
adalah tali daun nanas yang dipilin dari 60 helai serat daun nanas.
Kadar air tali serat daun nanas pada pengujian tahap awal menghasilkan nilai
rata-rata sebesar 14,9149 % dengan berat jenis sebesar 0,8822 g/cm3. Hasil terbaik
dari uji kekuatan putus serat daun nanas dengan pencelupan dalam kitosan 1%
selama 45 menit dengan nilai kekuatan putus sebesar 183,7497 kgf/cm2. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa lama perendaman serat di dalam kitosan
berpengaruh terhadap kekuatan putus serat daun nanas. Material untuk alat
penangkapan ikan harus tahan terhadap perendaman dalam air. Kekuatan putus
rata-rata tali daun nanas berkitosan lebih besar dibandingkan kekuatan putus tali
daun nanas tanpa kitosan (172,0734 > 152,4089 kgf/cm2), selisih kekuatan putus
keduanya adalah 19,6645 kgf/cm2 atau sekitar 6%. Nilai kemuluran yang dihasilkan
yaitu 3,11 cm untuk tali daun nanas berkitosan dan 3,60 cm untuk tali daun nanas
tanpa kitosan. Kadar air dan berat jenis rata-rata tali daun nanas berkitosan lebih
besar dibandingkan tali daun nanas tanpa kitosan. Hasil uji menggunakan
rancangan acak lengkap menghasilkan nilai 0,722 > 0,05 untuk kadar air dan 0,738
> 0,05 untuk berat jenis. Artinya, pemberian kitosan tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai kadar air dan berat jenis tali daun nanas.
Kadar air rata-rata tali daun nanas pada perendaman air laut berkisar antara
134,2857 – 289,6552 % untuk yang diberi pengawet kitosan dan 145,4545 –
6
248,7805 % untuk tali uji tanpa kitosan. Berat jenis rata-rata tali daun nanas berkisar
antara 0,2235 – 0,4231 g/cm3 untuk yang diberi pengawet kitosan dan 0,2235 –
0,4268 g/cm3 untuk tali daun nanas tanpa kitosan. Peningkatan nilai kadar air
memberikan pengaruh pada nilai kekuatan putus serat uji, karena tingginya
kandungan air pada tali daun nanas diduga dapat mempercepat tumbuhnya bakteri,
sehingga menyebabkan terjadinya pembusukan. Selain itu, nilai berat jenis suatu
material perlu diketahui, karena akan berpengaruh terhadap performa alat
penangkapan ikan ketika dioperasikan. Analisis tersebut penting dalam menentukan
material alat penangkapan ikan. Berdasarkan nilai berat jenis serat daun nanas yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka serat ini cenderung mengapung di dalam air
tawar dan air laut (0,9178 < 1,00 g/cm3 dan 1,025 g/cm3). Kekuatan putus dan
kemuluran tali serat nanas kontrol menurun (186,8659 kgf/cm2) setelah direndam
selama 4 hari, sedangkan kekuatan putus tali serat nanas berkitosan (269,6212
kgf/cm2) dan kemulurannya mulai menurun setelah direndam selama 3 hari. Hal ini
menunjukkan bahwa kekuatan serat daun nanas bertahan dalam perendaman air laut
selama 3 – 4 hari berturut–turut. Jika lewat dari 4 hari maka akan mulai terjadi
penurunan kekuatan, artinya pada serat daun nanas mulai terjadi kerusakan.
Kerusakan yang terjadi dapat dianggap bahwa sudah mulai terjadi degradasi pada
tali daun nanas saat perendaman dalam air laut.
Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan mekanik yang telah dilakukan, tali daun
nanas dapat dijadikan material alat penangkapan ikan. Penggunaan serat daun nanas
berkitosan sebagai pengganti material alat penangkapan ikan sintesis diharapkan
dapat memberikan dampak baik terhadap lingkungan, yaitu mengurangi
penggunaan berbagai macam material sintesis yang membutuhkan waktu lama
untuk terurai di alam. | id |